BPJS Kesehatan hari ini, Senin (25/2/2019), meluncurkan data sampel untuk mewakili seluruh data kepesertaan maupun pelayanan kesehatan yang ada di lembaga tersebut. Data sampel ini merupakan penggunaan Big Data dalam pengembangan kebijakan kredibel berbasis bukti.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris menyatakan bahwa data milik BPJS Kesehatan adalah aset yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan penelitian dan pengambilan kebijakan yang kredibel berbasis bukti dalam penyelenggaraan Program JKN-KIS.
"Juga sebagai salah satu wujud transparansi BPJS Kesehatan dalam memberikan informasi pada publik," terang dia melalui siaran pers yang diterima redaksi Warta Ekonomi.
Fachmi menjelaskan, pengelolaan data sampel sebagai pertimbangan pengambilan kebijakan dalam JKN bukanlah hal yang baru. Misalnya, sebagai penyelenggara jaminan kesehatan Korea Selatan, National Health Insurance Service (NHIS) memiliki NHIS-National Sample Cohort, yang merupakan database data sampel 2% dari total populasi Korea Selatan.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Didesak Segera Bayar Klaim Rumah Sakit
Baca Juga: Ini Skema Biaya Urunan BPJS Kesehatan
"NHIS-NSC menjadi sumber data sampel untuk mendukung penelitian dan pengambilan kebijakan kesehatan di Korea Selatan, baik oleh akademisi, peneliti, maupun pemerintah," ungkap Fachmi.
Begitu pula di Taiwan. National Health Insurance Research Database (NHIRD) menjadi sumber data terkuat bagi pengambil kebijakan dan penelitian kesehatan. NHIRD akan memberikan dataset dalam tiga bentuk, yaitu data sampel yang mencakup 2 juta subjek yang diidentifikasi, dataset penyakit, dan data populasi lengkap.
"Data sampel BPJS Kesehatan merupakan perwakilan dari basis data kepesertaan dan jaminan pelayanan kesehatan sepanjang 2015 dan 2016 yang diambil menggunakan metodologi pengambilan sampel yang melibatkan banyak pihak, termasuk akademisi. Pembentukan data sampel ini untuk mempermudah akses dan analisis data oleh publik dan dapat dipergunakan dalam proses analisis untuk menghasilkan suatu rekomendasi kebijakan," kata Fachmi.
Dalam data sampel tersebut, disajikan 111 variabel yang bisa diolah, yang terdiri atas 15 variabel kepesertaan, 23 variabel pelayanan kapitasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 20 variabel pelayanan non-kapitasi FKTP, dan 53 variabel pelayanan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang saling terhubung melalui variabel nomor kartu peserta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti