Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Tolak Pengungkapan Senjata Nuklirnya, Kenapa?

AS Tolak Pengungkapan Senjata Nuklirnya, Kenapa? Kredit Foto: US Air Force
Warta Ekonomi, Washington -

Administrasi Pemerintahan Trump menghentikan praktik pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mengungkap total persediaan senjata nuklir saat ini. Keputusan itu diambil tanpa memberikan alasan.

Keputusan tersebut diungkapkan dalam surat Departemen Energi AS baru-baru ini kepada Federasi Ilmuwan Amerika, sebuah kelompok swasta yang mempelajari masalah senjata nuklir dan mengadvokasi keterbukaan pemerintah tentang masalah keamanan nasional.

"Setelah mempertimbangkan dengan cermat ditentukan bahwa informasi yang diminta tidak dapat dideklasifikasi pada saat ini," tulis Departemen Energi dalam surat tertanggal 5 April 2019 menanggapi permintaan Federasi Ilmuwan Amerika, sebagaimana dikutip Military.com, Jumat (19/4/2019).

Baca Juga: Rosatom Ciptakan Reaktor Nuklir Terapung

Departemen itu tidak memberikan penjelasan atau alasan atas keputusan tersebut.

Sementara itu, Pemerintah Rusia juga tidak mengungkapkan total hulu ledak nuklirnya. Namun, Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan Rusia memiliki sekitar 4.350 hulu ledak nuklir.

Hulu ledak nuklir melekat pada bom dan rudal, seperti yang dibawa oleh pesawat pembom strategis, kapal selam dengan rudal balistik dan rudal balistik antarbenua berbasis darat. Semua itu membentuk arsenal nuklir AS.

Direktur Federasi Proyek Informasi Nuklir, Hans M. Kristensen, menulis dalam sebuah analisis pada hari Rabu bahwa keputusan pemerintah Trump menolak mengungkapkan jumlah cadangan nuklir AS untuk tahun 2018 adalah tindakan yang tidak perlu dan kontraproduktif. Dalam pandangannya, tidak ada alasan keamanan nasional untuk merahasiakan angka tersebut.

"Keputusan itu mundur hampir satu dekade kebijakan transparansi senjata nuklir AS, pada kenyataannya, lebih lama jika memasukkan inisiatif transparansi persediaan (senjata nuklir) di akhir 1990-an," tulis Kristensen.

Dengan keputusan ini, imbuh dia, pemerintahan Trump menyerahkan segala tekanan pada negara-negara bersenjata nuklir lainnya untuk lebih transparan tentang jumlah persediaan senjata nuklir mereka.

"Ini aneh karena pemerintah Trump berulang kali mengeluhkan kerahasiaan persenjataan China dan Rusia. Sebaliknya, sekarang tampaknya mendukung kerahasiaan mereka," pungkasnya.

Pentagon tidak menanggapi permintaan komentar atas keputusan pemerintah Trump tersebut.

Di era pemerintahan Obama, AS pada Mei 2010 untuk pertama kalinya dalam sejarah mendeklasifikasi total persediaan senjata nuklirnya sejak awal tahun 1945. Dari data itu terungkap AS per tanggal 30 September 2009 memiliki 5.113 hulu ledak nuklir.

Baru-baru ini, seperti tahun lalu, administrasi Trump mengungkapkan bahwa AS memiliki 3.822 hulu ledak nuklir per 30 September 2017, berkurang 196 dari tahun sebelumnya. Data angka 2017 diumumkan kepada publik sebagai tanggapan atas permintaan oleh kelompok ilmuwan yang meminta pembaruan data pada Oktober 2018 lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: