Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gebyar Pernikahan Indonesia Sajikan Persona Budaya Aceh

Gebyar Pernikahan Indonesia Sajikan Persona Budaya Aceh Gebyar Pernikahan Indonesia (GPI) Ke–12 akan diselenggarakan selama 3 hari, Jumat sampai Minggu, tanggal 4–6 Oktober 2019 di Kartika Expo, Balai Kartini–Jakarta. Waktu Pameran Jumat pukul 12.00–23.00 WIB, Sabtu dan Minggu Pukul 10.00–22.00 WIB, dengan harga tiket masuk Rp25.000 per orang. | Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aceh adalah sebuah provinsi yang terletak di ujung utara pulau Sumatera, beribu kota Banda Aceh, Provinsi paling barat Indonesia ini ditempati oleh lebih dari 4,5 Juta jiwa dan terdapat 12 jenis suku.  Keragaman suku membuat Aceh kaya akan adat dan budaya, di mana salah satunya adalah prosesi pernikahan adat.

Untuk memeriahkan malam pembukaan Gebyar Pernikahan Indonesia edisi Ke-12, Parakrama Organizer bekerja sama dengan Badan Penghubung Pemerintah Aceh dan didukung penuh oleh Himpunan Perusahaan Penata Acara Pernikahan Indonesia (Hastana Indonesia), Cut Marlyn Decoration, Dewwi Music mempersembahkan rangkaian pesona budaya prosesi pernikahan Aceh di Malam Pembukaan Gebyar Pernikahan Indonesia.

Baca Juga: Gebyar Pernikahan Indonesia 2019 Angkat Budaya Betawi

Gebyar Pernikahan Indonesia (GPI) Ke–12 akan diselenggarakan selama 3 hari, Jumat sampai Minggu,  tanggal 4–6 Oktober 2019 di Kartika Expo, Balai Kartini–Jakarta. Waktu Pameran Jumat pukul 12.00–23.00 WIB, Sabtu dan Minggu Pukul 10.00–22.00 WIB, dengan harga tiket masuk Rp25.000 per orang.

Arief Rachman, Direktur Parakrama Organizer mengatakan, di setiap penyelenggaraan GPI hingga yang ke-12 saat ini selalu membawakan budaya yang berbeda, setelah budaya Jawa dan Betawi, kini Giliran Aceh yang memeriahkan acara pembukaan GPI edisi ke–12.

"Hal ini sejalan dengan komitmen kami untuk turut aktif melestarikan kekayaan budaya bangsa sekaligus untuk mempromosikan dan mengajak generasi muda agar mencintai budaya daerah serta bangga memilih adat tradisional sebagai thema pesta pernikahannya," jelasnya.

Dari sisi bisnis, Arief menambahkan, perkembangan industri kebutuhan pernikahan tradisional di Indonesia masih menjanjikan, di tengah gelombang budaya barat yang begitu besar, antusiasme keluarga calon pengantin untuk menggunakan pernikahan adat masih sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari animo pengunjung Gebyar Pernikahan Indonesia selalu penuh dari waktu ke waktu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: