Program bayi tabung bisa menjadi salah satu alternatif pilihan untuk mendapatkan buah hati. Pelajaran inilah yang bisa didapatkan dari pengalaman Tya Ariestya.
Wajah Tya Ariestya (33 tahun) sumringah ketika sedang menuturkan pengalamannya dalam menjalani program bayi tabung di Morula IVF Indonesia. Aktris sinetron dan film ini mengatakan dirinya berhasil mendapatkan dua buah hati setelah menjalani program tersebut sejak tahun 2015 lalu.
Tya mengatakan bahwa pada tahun 2015 lalu banyak tantangan yang dihadapi ketika dirinya ingin menjalani program bayi tabung. Salah satu tantangan tersebut adalah persepsi masyarakat yang menganggap tabu program bayi tabung. Selain itu, ada beberapa orang yang memiliki persepsi program ini sangat mahal dan merepotkan.
"Pada waktu awal saya ingin mencoba program bayi tabung masih ada anggapan tabu di tengah-tengah masyarakat. Kemudian banyak timbul pernyataan kepada saya: kenapa tidak mencoba teh ini? Kenapa tidak pijat saja di sini?" katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, belum lama ini.
Baca Juga: Ketika Layanan Bayi Tabung Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
Meski demikian, ia mencoba tetap tegar dan berkomitmen untuk menjalani program tersebut. Ia tidak ingin gagal sebelum mencoba hanya karena tidak kuat menerima tekanan dari masyarakat sekitar. Apalagi, ia sangat mendapat dukungan penuh dari suami dan orang tua.
"Saya cukup gigih. Yang penting dukungan orang tua," sebutnya.
Ia menjelaskan bahwa banyak tekanan terhadap dirinya dari masyarakat berakar dari kurangnya literasi terhadap program bayi tabung. Banyak orang yang membayangkan jika program bayi tabung itu maka seperti memasukkan bayi ke dalam tabung.
"Sebenarnya program bayi tabung itu bukan bayi dimasukkan ke dalam tabung dan nanti kalau sudah matang baru bayi dikeluarkan. Bukan seperti itu," tegasnya.
Ibu dari dua anak ini mengatakan program bayi tabung merupakan salah satu alternatif yang paling baik jika ingin memiliki keturunan karena sudah terbukti secara saintis. Ia menjelaskan sudah mempelajari program ini sejak mengetahui jika dirinya mengalami permasalahan fertilitas sehingga sulit mendapatkan keturunan.
Ia mengatakan bahwa pada tahun 2013 dokter memvonis dirinya mengidap polycystic ovary syndrome yang merupakan sindrom ketidakseimbangan hormon pada perempuan dan berakibat sulit punya anak. Bahkan, ia mengetahui kondisi ini setahun sebelum dirinya menikah.
Kondisi hormon androgen yang lebih banyak dalam tubuh Tya membuat dirinya tiga kali lebih sulit untuk hamil. Kalaupun bisa hamil, maka ia memiliki risiko keguguran tiga kali lebih besar dibandingkan perempuan pada umumnya.
Menjalani Program Bayi Tabung
Tya pertama kali menjalani program bayi tabung di Morula IVF Indonesia pada tahun 2015 atau setahun setelah dia menikah. Program bayi tabung yang dijalani berjalan lancar dan sukses sehingga pada tahun 2016 ia berhasil melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Muhammad Kanaka Ratinggang.
"Saya memang memiliki target untuk punya anak pada usia 30 tahun. Kebetulan saya menikah pada umur 28 tahun. Saat itu saya menjalani program bayi tabung dan berhasil memiliki anak pertama di usia 30 tahun," sebutnya.
Kemudian pada tahun 2017 aktris yang pernah menjadi atlet taekwondo ini kembali menjalani program bayi tabung, tapi sayang belum berhasil. Ia menjelaskan embrio yang ditanamkan belum terlalu bagus.
"Kemudian pada tahun 2018 saya melakukan program bayi tabung kembali dan alhamdulillah berhasil. Pada tahun 2019 saya melahirkan putra kedua bernama Muhammad Kalundra Ratinggang," tuturnya.
Tya menjelaskan seorang perempuan yang ingin menjalani program bayi tabung akan mendapatkan stumulasi suntik. Bagi perempuan normal maka akan mendapatkan delapan kali suntikan stimulus. Apabila stimulasi sudah diterima dengan baik maka telur di tubuh perempuan sudah bisa diambil melalui sebuah operasi bernama ovum pick-up (OPU).
"Ovum pick-up itu diambil telurnya dan suami ke mens room untuk diambil dan dipilih sperma yang terbaik. Setelah saya selesai operasi dan telur diambil maka dipertemukan dengan sperma tersebut. Lalu ditunggu sampai 3-5 hari untuk menjadi embrio dengan kualitas terbaik," paparnya.
Setelah didapatkan embrio dengan kualitas terbaik maka embrio tersebut dimasukkan ke dalam rahim si perempuan.
"Proses ini tidak terlalu sakit. Benar-benar cuma dimasukkan semacam selang kecil. Saat itu saya sadar dan suami juga melihat. Setelah itu, saya langsung pulang dan bagi yang mau lanjut kerja juga boleh langsung kerja," terangnya.
Kemudian setelah dua minggu si perempuan akan menjalani tahapan cek darah untuk mengetahui kondisi hamil atau tidak. Jadi, secara keseluruhan seseorang yang ingin menjalani program bayi tabung hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan. Satu bulan pertama untuk proses persiapan dan dua minggu untuk menunggu hasil kehamilan.
"Jadi, sebenarnya proses program bayi tabung itu cukup cepat dan aku juga nyaman menjalaninya. Makanya, kalau ada orang bilang wah program bayi tabung ribet harus suntik sana dan sini, tapi kalau aku menjalani enjoy dan suami juga senang karena ini pengalaman baru. Terima kasih buat Morula telah memberi layanan kesehatan yang baik sehingga kami semua merasa nyaman," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: