Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perkuat Sinergi Hadapi Tantangan Sektor Pertanian

Perkuat Sinergi Hadapi Tantangan Sektor Pertanian Kredit Foto: Boyke P. Siregar

Beberapa komitmen yang bisa dilakukan antara lain membuat tanaman menjadi lebih efisien, menyelamatkan lebih banyak lahan pertanian, membantu keanekaragaman hayati untuk berkembang, memberdayakan petani kecil, mendukung keamanan pangan bagi manusia, dan melindungi setiap pekerja.

"Untuk mewujudkan berbagai komitmen tersebut di Indonesia, maka perlu didukung sumber daya manusia (SDM), khususnya petani dan penyuluh pertanian. Tantangannya adalah sebagian besar petani Indonesia berusia 45 tahun ke atas atau lebih. Tanpa adanya regenerasi, Indonesia terancam akan kekurangan SDM yang bekerja di sektor pertanian. Untuk itu pemerintah dan industri perlu mendorong generasi milenial untuk terjun di sektor pertanian," tambahnya.

Sementara itu, Pendiri Habibi Garden, Irsan Rajamin menambahkan, umur bukanlah satu-satunya faktor penyebab berkurangnya SDM di sektor pertanian Indonesia. Produktivitas yang rendah, yang disebabkan oleh kurangnya akses ke teknologi dan informasi pertanian modern, telah memaksa banyak petani untuk beralih ke pekerjaan yang lebih cepat menghasilkan.

Baca Juga: Era Industri 4.0, RI Masih Impor Cangkul. Ketertinggalan Jauh!

"Bagi milenial, profesi petani identik dengan pekerjaan kasar, berkotor-kotoran, dan berpenghasilan rendah. Sementara milenial sangat akrab dengan gadget, media sosial, dan teknologi digital. Maka kami menawarkan solusi, bagaimana memanfaatkan teknologi pertanian 4.0 untuk menarik milenial agar mau terjun di sektor pertanian," ujarnya.

Irsan juga mempresentasikan beberapa proyeknya yang telah berhasil dalam pemanfaatan IoT. Ia mencontohkan keberhasilan Sarwo, seorang petani cabe di Lampung, yang telah berhasil meningkatkan produksinya hingga 8 ton per hektare setelah memanfaatkan teknologi digital kreasi Habibi Garden dalam pemantauan kebutuhan air pada tanaman cabe.

Dari kalangan Industri Perlindungan Tanaman dan Perbenihan, Midzon Johannis memaparkan pentingnya riset dan pengembangan untuk menjawab tantangan sektor pertanian modern di Indonesia ke depan.

Syngenta Indonesia menjadikan riset dan perspektif petani sebagai aspek fundamental dalam pengembangan teknologi perlindungan tanaman dan benih.

Data riset yang dihasilkan menjawab kontribusi teknologi Syngenta terhadap kualitas dan keamanan pangan, peningkatan produktivitas pertanian, dan kesejahteraan petani serta penanganan tantangan lingkungan pertanian.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: