Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Timur Tengah Memanas, Mahathir Kritik Keamanan Negara-negara Muslim

Timur Tengah Memanas, Mahathir Kritik Keamanan Negara-negara Muslim Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad menyampaikan pidato pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur Summit (KTT KL Summit) yang diikuti 56 negara muslim di Kuala Lumpur Convention Center, Kamis (19/12/2019). Dalam pidatonya Ketua KTT KL Summit tersebut menegaskan KTT bukan untuk membahas agama tetapi tentang keadaan di dunia Islam. | Kredit Foto: Antara/Agus Setiawan
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan negara-negara Muslim harus bersatu melindungi diri mereka dari ancaman-ancaman luar. Seruan itu ia lontarkan setelah menggambarkan pembunuhan komandan militer Iran oleh Amerika Serikat sebagai tindakan tak bermoral.

Perdana menteri tertua di dunia itu juga mengatakan bahwa serangan pesawat nirawak AS terhadap Soleimani adalah pelanggaran hukum internasional. Mahathir dalam beberapa bulan belakangan ini dengan secara terbuka berbicara soal berbagai masalah menyangkut dunia Muslim.

Baca Juga: Banyak Ancaman, Mahathir: Saatnya Negara Muslim Bersatu

Pembunuhan Soleimani di Baghdad pada Jumat (3/1/2020) telah mengundang kekhawatiran bahwa konflik akan meluas di Timur Tengah. Mahathir, 94 tahun, mengatakan bahwa pembunuhan itu juga bisa mengarah pada peningkatan tindakan "yang disebut dengan terorisme".

"Ini saat yang tepat bagi negara-negara Muslim untuk bersatu," kata Mahathir kepada para wartawan, Selasa.

"Kita sudah tidak lagi dalam kondisi aman. Kalau ada yang menghina atau mengatakan sesuatu yang tidak disukai seseorang, bisa saja orang itu dari negara lain menerbangkan drone dan mungkin menembak saya."

Baca Juga: Mahathir: Pembunuhan Khashoggi dan Soleimani Sudah Melewati Batas

Sekitar 50 orang, termasuk para perempuan yang mengenakan burka, berkumpul di luar Kedutaan Besar Iran di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur. Mereka meneriakkan kata-kata "Jatuh, Jatuhlah USA".

Mahathir telah berupaya menjaga hubungan baik dengan Iran kendati AS menerapkan berbagai sanksi terhadap negara Timur Tengah itu. Warga Iran yang tinggal di Malaysia diperkirakan berjumlah 10 ribu orang.

Pada Desember 2019, Mahathir menerima kunjungan Presiden Iran Hassan Rouhani untuk menghadiri konferensi para pemimpin Muslim di Malaysia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: