Direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) center for Media and Democracy, Wijayanto menyoroti kegalan petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyegel salah satu ruangan Kantor DPP PDIP, memberikan citra negatif bagi kepemimpinan Firly Bahuri cs.
Sebab, ia menilai KPK bukan hanya gagal menyegel, tapi juga gagal menjaga kerahasiaan kerja-kerja mereka.
Menurutnya, pengumuman penggeledahan kantor PDIP yang akan dilakukan akhir pekan kemarin adalah kenyataan yang ironis dan menggelikan.
"Padahal sudah jelas bahwa agar penyelidikan berhasil maka perlu dijaga kerahasiaannya. Pertanyaannya, bagaimana mungkin akan berjalan pemeriksaan yang menghasilkan bukti jika sudah diumumkan sebelumnya?" ujarnya, dalam diskusi online di WhatsApp Group 'Jurnalisme & Demokrasi', Minggu (19/1/2020).
Baca Juga: KPK Bergerak Cek Informasi Harun Masiku Ada di Indonesia
Baca Juga: Kerja Dewas Dikritik Lamban, Istana: Kita Lihat Saja!
Sambungnya, padahal, seluruh tindakan KPK bersifat independen. Namun, lambannya KPK dalam melanjutkan penyidikan terhadap kader PDIP, justru membuktikan adanya kedekatan antara pimpinan KPK dan PDIP.
"Kekhawatiran itu memang beralasan," ucap dia.
Terkait itu, ia pun berkesimpulan bahwa KPK tengah berada dalam kondisi yang suram. Terutama setelah revisi Undang-Undang KPK 30/2002 dilakukan.
"KPK tak ubahnya seperti rombongan Srimulat. Mau menggeledah pakai woro-woro (pemberitahuan) dulu. Jauh-jauh hari pula," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil