'Orang Kaya Nikahi Orang Miskin', Muhadjir: Ini Bikin Mata Rantai Kemiskinan Putus
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy memberi penjelasan soal pernyataannya tentang usulan fatwa pernikahan silang status ekonomi, alias orang kaya menikah dengan orang miskin. Menurut dia, ide tersebut sebatas intermeso sambutannya dalam sebuah acara.
Meski sekadar intermeso, Muhadjir menekankan bahwa prinsip pernikahan antarstatus ekonomi merupakan salah satu solusi dalam menekan angka kemiskinan.
"Itu kan intermeso. Fatwa kan bahasa Arabnya anjuran. Anjuran, saran. Silakan saja. Saya minta ada semacam gerakan moral bagaimana agar memutus mata rantai kemiskinan itu, antara lain supaya si kaya tidak memilih-milih mencari jodoh atau menantu yang sesama kaya. Jadi, gerakan moral saja," kata Muhadjir seusai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Baca Juga: Rp708 Triliun Investasi Mangkrak, Jokowi Syok Berat
Artinya, ujar Muhadjir, pernyataannya bukan sebagai kewajiban atau berujung pada penetapan peraturan hukum mengenainya. Ia menegaskan bahwa ide pernikahan antara si kaya dan si miskin sebatas imbauan moral saja.
"Enggak. Mana ada anjuran mengikat? Jangan seolah dipelesetkan jadi wajib," katanya.
Muhadjir menjelaskan bahwa saat ini ada sikap umum di tengah masyarakat, terutama di tengah keluarga dengan ekonomi rendah bahwa pernikahan harus dilakukan dalam taraf ekonomi yang sama. Misalnya, keluarga miskin cenderung mencari pasangan juga dari keluarga miskin, begitu pula sebaliknya.
"Yang miskin cari sesama miskin, dan ini bikin mata rantai kemiskinan tidak bisa diputus. Salah satu sebabnya itu," kata Muhadjir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti