Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian Meningkat

Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian Meningkat Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. | Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) tidak hanya meraih lompatan peningkatan produksi dan ekspor, tetapi juga melalui berbagai program terobosan keberhasilan pembangunan sektor pertanian yang dapat dilihat dari membaiknya produktivitas tenaga kerja yang terlibat pada sektor pertanian tahun 2019 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Kenaikan produktivitas tenaga kerja dapat dilihat dari rasio antara PDB Sektor Pertanian berdasarkan harga konstan dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat pada sektor pertanian," ujar Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementan, I Ketut Kariyasa, Jumat (28/2/2020)

Baca Juga: Kementan Terus Gelar Pasar Murah Stabilkan Harga Cabai dan Bawang Putih

Ketut menyebutkan bahwa tahun 2019 jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian (tidak termasuk Kehutanan dan Perikanan) sebanyak 35,41 juta orang dan pada saat yang sama nilai PDB Sektor Pertanian sebesar Rp1.039,3 triliun.

"Dengan demikian, tenaga kerja sektor pertanian pada tahun 2019 sebesar Rp29,24 juta dan meningkat sebesar 4,7% dibanding tahun 2018 yang sebesar Rp28,04 juta," ungkap Ketut.

Sementara jika dibandingkan tahun 2015 (Rp24,28 juta), produktivitas tenaga kerja sektor pertanian 2019 juga mengalami peningkatan sebesar 20,9%.

"Membaiknya produktivitas tenaga kerja ini mengindikasikan bahwa penggunaan tenaga kerja pada sektor pertanian makin efisien dan produktif karena tenaga kerja yang terlibat mampu menghasilkan nilai tambah atau output yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," jelas Ketut.

Lebih lanjut, Ketut mengatakan bahwa meningkatnya produktivitas tenaga kerja pada sektor pertanian juga diikuti oleh membaiknya pemerataan pendapatan atau menurunnya ketimpangan pendapatan pada sektor pertanian, yang ditandai oleh menurunya Gini Ratio di perdesaan. Pada September 2013, Gini ratio sekitar 0,324  terus menurun dan September 2018 menjadi 0,319.  Sementara pada bulan Maret 2019, pemerataan pendapatan di perdesaan kembali membaik yang ditandai oleh menurunnya Gini Ratio menjadi 0,317.

"Pada akhir 2019, ketimpangan pendapatan masyarakat di perdesaan turun kembali, dengan Gini Ratio sebesar 0,315," ujar Ketut.

Menurut Ketut, membaiknya produktivitas tenaga kerja pertanian dan menurunnya ketimpangan pendapatan di perdesaan tersebut tentunya tidak terlepas dari upaya yang dilakukan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, melalui program-program terobosannya. Di antaranya membangun Agriculture War Room (AWR) dan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostra Tani) untuk mendorong petani menerapkan inovasi teknologi berbasis digitalisasi, penggunaan benih varietas unggul baru, serta perbaikan manajemen pemupukan dan pengairan.

"Kedua program itu juga mendorong penggunaan alat mesin pertanian (alsintan, red) secara masif dan memanfaatkan fasilitas KUR sebagai tulang punggung pembangunan pertanian ke depan," sebutnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: