Gerakan Tanam yang digagas Kementan, kata SYL, merupakan salah satu bentuk antisipasi krisis pangan yang mengancam dunia, serta antisipasi kemarau panjang.
"FAO (organisasi pangan dunia) memprediksi terjadi krisis pangan pascapandemi. BMKG juga memprediksi akan terjadi kemarau panjang. Karenanya, kita harus gencarkan tanam padi, jagung, dan kebutuhan pangan lainnya. Sehabis panen, langsung tanam lagi. Jika ini kita bisa diakselerasi, krisis pangan tidak akan menyentuh Indonesia," tegas SYL.
Menteri yang 25 tahun menjadi kepala daerah ini mengatakan, pandemi Covid-19 saat ini turut menghantam sektor perekonomian. Sehingga kesuksesan pertanian menjadi demikian penting.
Baca Juga: Alert! Indonesia dalam Ancaman Krisis Pangan
"Maka dari itu, pahlawan Covid-19 bukan hanya tenaga medis, tetapi juga para petani yang memastikan ketersediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia di tengah pandemi," tandas SYL.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan gerakan tanam serentak ini merupakan terobosan Mentan SYL dalam menghadapi pandemi virus corona sehingga ketersediaan pangan aman. Sasaran tanam padi dan jagung tahun 2020 cukup tinggi dibanding realisasi tahun sebelumnya.
"Langkah nyata agar mencapai keberhasilan sasaran tersebut, pertanaman padi Mei sampai dengan September 2020 harus dioptimalkan. Gerakan tanam serentak ini pasti bisa mewujudkan hal tersebut," jelasnya.
Turut bergabung pada vicon gerakan tanam tersebut, yakni Gubernur NTT, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan sejumlah bupati se-Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: