Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan negatif 2,2% akibat dari dampak pandemi Covid-19 yang melanda hampir di seluruh negara di dunia. Menurut bank sentral, pertumbuhan ekonomi akan kembali kinclong menjadi 5,2% pada 2021.
Gubernur BI saat video conference RDG BI di Jakarta, Selasa (19/5/2020), mengatakan, sejalan dengan meluasnya pandemi Covid-19 dan disertai berbagai upaya penanggulangan pembatasan aktivitas masyarakat, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2020 di banyak negara di dunia menurun tajam.
Baca Juga: Jagain Rupiah, BI Tahan Suku Bunga Acuan
"Pertumbuhan ekonomi seperti di Tiongkok, Eropa, Jepang, Singapura, dan Filipina mengalami kontraksi di triwulan I-2020, sementara pertumbuhan ekonomi AS turun dalam menjadi 0,3%," ujar Perry.
Dia membeberkan, perkembangan April 2020 menunjukkan risiko resesi ekonomi global tetap besar, tercermin pada kontraksi berbagai indikator dini seperti kinerja sektor manufaktur dan jasa serta keyakinan konsumen dan bisnis. Perkembangan ini mengakibatkan volume perdagangan dunia mengalami kontraksi dan diikuti menurunnya harga komoditas dan harga minyak.
"Dengan proyeksi kontraksi ekonomi berlanjut sampai dengan triwulan III-2020, Bank Indonesia memprakirakan ekonomi global 2020 mencatat pertumbuhan negatif 2,2%. Pertumbuhan ekonomi dunia diprakirakan kembali meningkat pada tahun 2021 menjadi 5,2% didorong dampak positif kebijakan yang ditempuh di banyak negara dan faktor base effect," jelas Perry.
Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda. Kondisi ini, lanjut Perry, secara perlahan mendorong mulai berkurangnya intensitas aliran modal keluar dari negara berkembang.
"Dan kemudian diikuti menurunnya tekanan nilai tukar mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: