Lebanon yang tengah menghadapi krisis ekonomi melihat peluang mendapat bantuan dari negara-negara Barat atau negara Arab kaya sangat kecil. Karena itu Lebanon berpaling ke China dengan harapan dapat mengamankan investasi yang sangat mereka butuhkan.
Namun bantuan dari Beijing berisiko mengganggu hubungan Amerika Serikat (AS). Negara kecil di Mediterania dengan populasi 5 juta jiwa itu terletak di persimpangan strategis antara Asia dan Eropa.
Baca Juga: Kecewa Soal Putusan Inggris ke Huawei, China: Kalian Bakal Rugi!
Lebanon sudah lama menjadi lahan perselisihan antara Iran dan Arab Saudi. Kini menjadi fokus ketegangan antara China dan AS. Dalam beberapa bulan terakhir pound Lebanon kehilangan 80 persen nilainya terhadap dolar. Harga-harga pun melambung tinggi. Banyak kelas menengah yang terperosok ke jurang kemiskinan.
Perundingan dengan International Monetary Fund (IMF) tentang bailout telah gagal. Donor-donor internasional juga telah menolak untuk membuka bantuan sebesar 11 miliar dolar yang mereka janjikan tahun 2018 lalu.
Pemerintahan Perdana Menteri Hassan Diab yang mendukung kelompok muslim syiah Hizbullah pun hanya memiliki sejumlah pilihan. Salah satunya meminta bantuan ke China. Hizbullah yang didukung Iran pun mendorong keputusan tersebut.
"Langkah kami menuju China sangat serius tapi kami tidak berpaling dari Barat," kata salah seorang pejabat tinggi pemerintah Lebanon yang tidak bersedia namanya disebutkan, Rabu (15/7).
Pejabat itu mengatakan China telah menawarkan bantuan untuk menyelesaikan masalah kekurangan energi listrik yang sudah melanda Lebanon puluhan tahun. Ia mengatakan pemerintah mempertimbangkan bantuan yang akan disalurkan oleh perusahaan milik pemerintah China itu.
"Kami melewati situasi yang sangat luar biasa dan kami menyambut siapa pun yang ingin membantu," kata pejabat tersebut.
Menurut pemerintah dan ekonom, Beijing juga menawarkan untuk membangun pembangkit tenaga listrik dan terowongan yang memotong gunung untuk memperpendek perjalanan dari Beirut ke Bekaa Valley. China juga dikabarkan menawarkan pembangunan rel kereta di sepanjang pinggir pantai Lebanon.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: