Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ledakan Beirut Jadi Titik Balik Perubahan Lebanon, Seperti Apa?

Ledakan Beirut Jadi Titik Balik Perubahan Lebanon, Seperti Apa? Kredit Foto: Reuters/Alkis Konstantinidis

"Saya ke sini untuk memberikan bantuan makanan dan obat-obatan. Kami akan memastikan bantuan ini sampai ke tangan orang-orang yang terdampak ledakan," kata Macron.

"Namun, kami tak menyangkal Libanon perlu membangun sistem politik baru untuk memajukan Libanon dan melakukan reformasi di berbagai sektor," tambahnya.

Skala kehancuran yang menimpa Lebanon mempertaruhkan karier politik PM Hassan Diab. Dia kini membentuk komite penyelidikan untuk mencari tahu penyebab ledakan. Namun, sejauh ini, para pejabat senior di Lebanon saling menyalahkan satu sama lain dan tidak mau bertanggung jawab.

"Saya kira Lebanon tidak akan berubah. Korupsi akan tetap menjadi bisnis rutin di sini," kata Tony Sawaya, kepala makelar asuransi lokal.

Beberapa warga lokal juga mendesak diadakannya thawra atau revolusi. Namun, tidak ada yang tahu jika masyarakat Lebanon akan kembali bangkit dan berupaya melakukan reformasi.

Senada dengan Sawaya, Eric Verdeil dari Institut Politik di Paris, Prancis, mengatakan demokrasi di Lebanon didasarkan pada masyarakat dan perwakilan agama. Namun, kekuasaan terbesar dipegang para elite politik yang juga mengendalikan perekonomian Lebanon.

Pemerintah Lebanon juga baru saja berganti tahun lalu setelah adanya penggulingan. Namun, masyatakat masih tidak puas karena sebagian besar institusi sebumnya masih kukuh berdiri sehingga mereka mendesak adanya perubahan substansial. Meski demikian, perubahan itu tidak mudah.

Rekonstruksi politik dan ekonomi Libanon memerlukan waktu. Dengan hancurnya pelabuhan Beirut, hal itu akan kian melambat. Pasalnya, pelabuhan tersebut menjadi urat nadi jalur ekspor obat-obatan, gandum, dan kebutuhan pokok rakyat Lebanon. Ahli ekonomi Roy Badaro memperkirakan kerugian langsung yang ditelan Libanon mencapai USD3 miliar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: