Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Black Campaign Sawit, Bagaimana Awalnya?

Black Campaign Sawit, Bagaimana Awalnya? Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan

Namun berbagai hasil riset dari para ahli mampu membuktikan bahwa mengonsumsi minyak sawit tidak merusak kesehatan. Hasil riset ini berhasil mematahkan isu negatif yang beredar tersebut sehingga mengakibatkan Amerika dan perusahaan tropical oil bersepakat untuk tidak saling menjelekkan.

Tidak berhenti sampai di situ, pada 2013, Uni Eropa memutuskan untuk menggunakan biodiesel yang bertujuan menurunkan emisi gas rumah kaca. Demi menjalankan misi tersebut, pemerintah setempat menggelontorkan subsidi kepada perusahaan yang memproduksi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang notabene berbahan baku minyak sawit.

Minyak sawit dipilih karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan rapeseed oil dengan selisih US$120–US$180 per ton (atau sekitar Rp1.767.000–Rp2.651.040 per ton). Dengan proyek tersebut, negara Uni Eropa seperti Prancis melakukan protes kepada pemerintah lantaran rapeseed oil kehilangan pamor sebagai sumber bahan bakar.

Berbekal kondisi tersebut, pada 2016, saat produksi minyak sawit Indonesia mengalami peningkatan drastis ditambah dengan julukan sebagai raja minyak sawit dunia, isu deforestasi dari Benua Biru tersebut muncul.

Sahat bercerita, "dicari-carilah bahan untuk memperkuat isu itu. Foto orang hutan yang seolah teraniaya disebar. Tunggul-tunggul kayu difoto sedemikian rupa seolah-olah hutan Indonesia sudah luluh lantak."

Di saat isu deforestasi mulai meredup, giliran ekspor biodiesel yang diganjal dengan aturan bea masuk tinggi. Alasannya, biodiesel itu diproduksi dengan bermodalkan subsidi pemerintah. Celakanya lagi, tudingan tersebut juga dibumbui dengan kalimat petani kelapa sawit mensubsidi pembuatan biodiesel.

"Alasan tadi sangat tidak masuk akal sebenarnya. Tapi, itu tadilah, ragam isu pasti akan selalu dibikin supaya dapat harga murah. Sebab seperti yang saya bilang tadi, mereka butuh dengan minyak sawit ini," ungkat Sahat.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: