Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CPO CIF Rotterdam W2 Oktober 2020: Terus Berkibar!

CPO CIF Rotterdam W2 Oktober 2020: Terus Berkibar! Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melewati pekan II-Oktober 2020, harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada CIF Rotterdam basis tercatat menguat sebesar 6 persen menjadi US$769 per MT (atau sekitar Rp11.313.528 per MT) dibandingkan periode yang sama pada m-o-m.

Jika dibandingkan minggu lalu, average price yang tercatat tersebut menguat 3,7 persen dari yang sebelumnya sebesar US$741 per MT (atau sekitar Rp10.901.592 per MT). Harga CPO rata-rata saat ini yang berada di atas level harga ideal menunjukkan bahwa keberadaan minyak sawit di pasar global masih stabil dengan tingkat urgensitas yang tinggi.

Baca Juga: Jaga Kelapa Sawit, 3 Negara Produsen Ini Join CPOPC

Reli harga CPO tersebut bukan tanpa alasan. Meski memasuki periode puncak produksi musiman September-November, pasar yang forward looking melihat bahwa La Nina akan menjadi ancaman supply yang akan mengerek harga ke atas. Frekuensi hujan yang lebih tinggi dinilai berdampak pada terhambatnya pengiriman minyak kelapa sawit. Hal tersebut juga berimbas pada penurunan produksi sehingga memengaruhi harga CPO.

Dalam jangka pendek, sentimen positif penggerak pasar yakni adanya fenomena pembelian minyak sawit dalam jumlah besar untuk meningkatkan stok di India menjelang perayaan Diwali November nanti. Kebijakan stocking China dengan pembelian minyak sawit dalam volume besar juga turut menjadi sentimen pendongkrak harga.

Selain itu, disahkannya omnibus law di Indonesia juga turut mengangkat harga minyak kelapa sawit. Dengan persyaratan investasi yang disederhanakan, investor asing akan mudah memasuki Indonesia dan membuka peluang investasi di sektor minyak kelapa sawit.

Analis Capital Futures, Wahyu Laksono, menuturkan bahwa pergerakan harga CPO juga dipengaruhi oleh sentimen di Amerika Serikat. Kabar pemilihan presiden dan kelanjutan pembahasan stimulus fiskal akan mendukung ekonomi dan bursa saham di negara tersebut sehingga akan turut mengerek naik nilai minyak kelapa sawit.

Di sisi lain, analis RHB Sekuritas, Andre Benas, mengatakan bahwa Indonesia memang tengah mencapai puncak produksi CPO tertinggi pada kuartal keempat. Namun, secara keseluruhan, harga CPO global tersebut akan terus menguat mengingat beberapa katalis tercatat positif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: