Demokrat Masih Kecewa Meski Kuasai Gedung Putih, Apa Alasannya?
Partai Demokrat bisa menguasai Gedung Putih, mereka juga memiliki suara kuat di Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat. Tapi, Demokrat tidak sukses dalam menjalankan. Setelah 12 jam tempat pemungutan suara ditutup, Biden unggul di negara bagian kunci.
Dia pun unggul dalam suara populer. Namun, hingga Rabu waktu setempat tidak ada petunjuk gelombang Demokratik tidak terjadi.
Baca Juga: Bukan China, Militer Musuh AS Lain Bangkit di Tengah Pertarungan Trump-Biden
Republik tetap memegang kursi Senat di mana Demokrat berharap menguasainya. Namun, Demokrat tetap mempertahankan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Meskipun Trump kalah, kepemimpinan Biden tidak akan kuat dan akan sulit mewujudkan kebijakan prioritas dengan cepat dan tegas seperti era politik Trump.
"Demokrat akan bergerak maju dengan lemah dan berdarah-darah dengan sebuah peringatan besar bahwa pemilih akan kecewa dengan Demokrat," kata Meghan McCain, politikus Republik yang kritis terhadap Trump.
Kubu Trump pun senang karena gelombang Demokrat tidak terwujud pada pemilu kali ini. Kubu Biden pun melihat adanya kecenderungan bahwa Demokrat akan mengalami kemunduran.
Dan Pfeiffer, mantan penasihat politik Presiden Barack Obama, mengatakan Biden akan menang.
"Reutera telah berusaha mencoba memperkuat kemampuannya ketika mereka berkuasa," katanya. Dia mengatakan, Demokrat tidak boleh membiarkan Republik bisa melakukannya karena risikonya terlalu tinggi.
Ketika Trump kalah, tak peduli berapa marginnya, dia akan menjadi petahana yang gagal memenangi pemilu untuk mempertahankan kekuasaan.
Biden sudah mengamankan Arizona dan Wisconsin yang empat tahun lalu dimenangkan Trump. Biden juga menaklukkan Michigan sudah bisa membangun "Tembok Biru".
"Biden sudah mengumpulkan lebih banyak suara dibandingkan capres lainnya dalam sejarah," kata manajer kampanye Biden, Jen O’Malley Dillon. Dia menambahkan, pertarungan saat ini sangat keras.
Banyak pihak di Partai Demokrat harus menelan pil pahit karena lemahnya performa pada pertarungan Senat.
"Kita telah salah melakukan kalkulasi," ungkap salah satu anggota parlemen dari Partai Demokrat yang enggan disebutkan namanya, dilansir CNN.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: