Seluruh pengeluaran kas mungkin dibayarkan di awal ketika suatu aset dibeli, tetapi biaya tersebut dicatat secara bertahap untuk tujuan pelaporan keuangan karena aset memberikan manfaat bagi perusahaan selama periode waktu yang lama.
Oleh karena itu, depresiasi dianggap sebagai biaya non tunai karena tidak mewakili arus kas keluar yang sebenarnya. Namun, biaya depresiasi masih mengurangi pendapatan perusahaan yang berguna untuk keperluan perpajakan.
Depresiasi membantu mengikat biaya aset dengan manfaat penggunaannya dari waktu ke waktu. Dengan kata lain, setiap tahun, aset tersebut digunakan dan menghasilkan pendapatan, biaya tambahan yang terkait dengan penggunaan aset tersebut juga dicatat.
Pencatatan Depresiasi
Ketika suatu aset dibeli, aset tersebut dicatat sebagai debit untuk menambah akun aset yang kemudian muncul di neraca. Di tambah pula di kredit untuk mengurangi kas atau menambah hutang, yang juga muncul di neraca.
Pada akhir periode akuntansi, akuntan akan membukukan depresiasi untuk semua aset yang kapitalisasinya tidak disusutkan sepenuhnya. Entri jurnal untuk penyusutan ini terdiri dari debit ke beban penyusutan, yang mengalir ke laporan laba rugi, dan kredit ke akumulasi penyusutan, laporan tersebut akan dilaporkan di neraca.
Lebih lanjut, akumulasi penyusutan adalah akun kontra aset, artinya saldo alaminya adalah kredit yang mengurangi nilai aset bersih. Akumulasi depresiasi pada aset tertentu adalah depresiasi kumulatif sehingga satu titik dalam masa pakainya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: