Kisah Perusahaan Raksasa: Berkat Pamornya, Hyundai Catatkan Jadi Konglomerat Nomor 2 di Korsel
Hyundai Motor Company atau biasa dikenal sebagai Hyundai adalah salah satu manufaktur otomotif papan atas dunia yang bermarkas di Korea Selatan. Itu dibuktikannya karena telah menjadi produsen garis depan yang menciptakan sejumlah mobil modern.
Bukan cuma mobil penumpang, Hyundai bersama anak perusahaannya, Kia, juga bergerak dalam pembuatan dan distribusi kendaraan rekreasi, kendaraan niaga kecil dan besar beserta suku cadangnya. Berkantor pusat di Seoul, Korsel, Hyundai terus melangkah maju dalam inovasi teknologi, khususnya dalam bidang kendaraan bermotor.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Meski Bukan yang Pertama, Nama Nissan Justru Terdengar di Seluruh Dunia
Raksasa otomotif Korsel ini dinobatkan sebagai salah satu perusahaan raksasa dunia berdasarkan nilai revenue. Dalam catatan Fortune Global 500 pada 2020, Hyundai menempati peringkat 84 dengan total penghasilannya mencapai 90,74 miliar dolar AS. Angka ini lebih baik dari tahun 2019 yang hanya mencapai 87,99 miliar dolar.
Begitu pun dengan posisinya yang terus naik dari tahun ke tahun. Di 2019 Hyundai mesti bertahan di peringkat 94 dunia, meskipun dalam pendapatannya tersebut naik 3,2 persen setahun.
Warta Ekonomi pada Selasa (8/12/2020), bakal mengulas kisah perusahaan raksasa Hyundai yang menjadi salah satu perusahaan otomotif terkemuka di dunia. Untuk lebih jelas, berikut artikel singkatnya.
Sedari awal, Grup Hyundai telah memegang status konglomerat terbesar di Korea Selatan atau dalam bahasa Korea "chaebol". Ia berdiri dengan bentuk awal Hyundai Engineering and Construction Company pada 1947 dari tangan taipan Chung Ju-yung.
Hyundai tak butuh waktu lama untuk menunjukkan pertumbuhan spektakuler sejak didirikan pada 1947. Tahun 1958, korporasi ini berkembang lagi dengan mendirikan Keumkang Company yang memproduksi bahan-bahan bangunan. Lantas ia melebarkan lagi bisnisnya dengan mendirikan pabrik semen Danyang Cement di tahun 1964.
Ekspansi pesatnya yang mencakup manufaktur kendaraan bermotor, konstruksi, elektronik, pembuatan kapal bahkan hingga layanan keuangan mencerminkan pencapaian yang fantastis di masa-masa keterpurukan ekonomi Korea Selatan.
Tetapi Hyundai Motor Company baru dibentuk secara resmi pada 1967. Ini merupakan langkah terpenting yang diambil grup untuk melangkah di kemudian hari. Ia dalam tahap ini menabur benih untuk menjadi pabrikan mobil domestik terkemuka di negara itu.
Awalnya perusahaan merakit mobil Ford Cortina dan truk Ford. Dua tahun kemudian, Hyundai selangkah lagi ke luar negeri dengan berdirinya Hyundai America, yang tergabung di Los Angeles, untuk mengerjakan kompleks perumahan dan proyek sipil lainnya.
Empat tahun setelah pendirian Hyundai Corporation, ekspor tahunan Grup Hyundai mencapai angka 1 miliar dolar AS.
Departemen Kapal dan Divisi Pabrik Hyundai telah mengekspor lebih dari 1.000 kapal bersama-sama dengan Hyundai Heavy Industries Inc. (HHI) dan pembuat kapal Korea lainnya sejak 1973. Departemen tersebut bertindak sebagai penyelenggara, koordinator, pemodal, dan perantara untuk kapal-kapal yang berhubungan dengan Hyundai bisnis, termasuk konversi, gedung baru, perbaikan, penjualan dan pembelian, dan pembiayaan untuk kapal dari semua ukuran.
Pada tahun 1975, Hyundai Shipbuilding and Heavy Industries menciptakan divisi pabrik industri dan fabrikasi baja, dan pada tahun berikutnya mulai memproduksi mesin kelautan dengan nama-nama terkenal seperti Sulzer dan B&W.
Salah satu langkah terpenting dalam sejarah singkat Hyundai dilakukan pada tahun 1975, ketika grup tersebut mulai membangun pabrik mobil terintegrasi yang berdekatan dengan kompleks industri beratnya di Ulsan. Itu akan menjadi fondasi perusahaan otomotif terbesar Korea, yang akan mendominasi pasar domestik dan ekspor Korea.
Pada akhir 1980-an, UBS Phillips dan Drew Global Research Group menempatkan Hyundai di peringkat ke-13 dalam industri otomotif dunia, dengan produksi 819.000 kendaraan dan 1,9 persen dari pasar ritel dunia.
Kendaraan tersebut diluncurkan pada tahun 1975. Pada tahun berikutnya, Hyundai memproduksi 30.000 mobil, dan pada tahun 1979 jumlah tersebut telah meningkat menjadi 110.000. Meskipun Hyundai dapat menjual setiap kendaraan yang diproduksi di pasar dalam negeri yang dilindungi, ia segera berusaha menyerang pasar ekspor dengan menyimpan sekitar seperlima dari produksinya untuk dijual di luar negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: