Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Kekuatan Listrik Enel Mampu Jadikannya PLN No 2 di Eropa

Kisah Perusahaan Raksasa: Kekuatan Listrik Enel Mampu Jadikannya PLN No 2 di Eropa Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Enel (Ente Nazionale per l'energia Elettrica/Badan Tenaga Listrik National) atau Enel SpA adalah konglomerat multinasional yang memproduksi sekaligus mendistribusikan listrik dan gas. Perseroan yang dikelola pemerintah Italia ini dinilai sebagai perusahaan listrik terbesar di negeri Pizza itu, sedangkan ia juga sebagai perusahaan utilitas listrik kedua di Eropa.

Dalam angka, Enel mendistribusikan 84 persen dari kebutuhan listrik Italia. Sisa kebutuhan listrik dipenuhi oleh produsen mandiri dan perusahaan listrik kota. Di antara korporasi sejenis, Enel adalah yang terbesar keempat setelah Electricité de France, Central Electricity Generation Board di Inggris (sebelum privatisasi), dan Tokyo Electric Power Company di Jepang.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Turunnya Peringkat Malah Jadikan Deutsche Telekom Taipan Berharga di Eropa

Pada 1962, Enel didirikan sebagai badan publik oleh pemerintah Italia. Sepanjang perjalannya ia mencapai pada titik-titik puncak tertentu. Di antaranya pada 2018 ketika ia meraih titel perusahaan listrik terbesar berdasar pendapatan kedua di dunia setelah State Grid Corporation of China.

Di 2019, Enel menjadi perusahaan raksasa ke-84 dunia berdasar revenue 89,30 miliar dolar AS (74,64 miliar euro) dalam Fortune Global 500. Di tahun yang sama, Enel memiliki kapitalisasi pasar saham sebesar 36,25 miliar dolar (58 miliar euro), menjadikannya utilitas terbesar di Eropa berdasarkan kapitalisasi.

Memasuki 2020, posisi Enel dalam Global 500 turun 3 peringkat ke urutan 87 dunia. Kenaikan pendapatannya dalam rentang 2019-2020 hanya sebesar 0,7 persen atau senilai 89,90 miliar dolar. Yang terburuk ada pada laba bersih yang turun 56,9 persen menjadi 2,43 miliar dolar.

Pada Senin (14/12/2020) ini, Warta Ekonomi bakal mengulas secara ringkas perjalanan perusahaan listrik negara Italia, Enel. Lebih lengkap simak artikel sebagai berikut.

Pembentukan Enel tak lepas dari undang-undang nasionalisasi khusus setelah perdebatan panjang dan rumit. Produk hukum itu mengatur Enel sebagai aktor utama dari semua kegiatan produksi, impor, ekspor, transmisi, transformasi, dan distribusi hingga penjualan listrik di wilayah negara (Italia). Satu hal yang dikecualikan yakni mengambil lapak perusahaan listrik kecil dengan produksi tahunan kurang dari 15 megawatt/jam (MWh).

Dalam undang-undang itu juga dijelaskan bahwa Enel akan mengakuisisi semua aset perusahaan listrik. Perusahaan pertama yang diakuisisi adalah SIP (Piedmont), Edison Volta (Lombardy), SADE (Veneto), SELT-Valdarno (Tuscany), SRE (Lazio), UKM (Campania), SGES (Sisilia), dan Carbosarda (Sardinia).

Pada tahun 1950-an, tiga faktor utama berkontribusi pada percepatan dorongan menuju nasionalisasi, yakni pengembangan teknologi nuklir dalam produksi listrik, yang memerlukan intervensi publik yang substansial karena melibatkan investasi besar-besaran; lead time yang lama --waktu yang diperlukan untuk desain, perencanaan, dan implementasi proyek-- yang dibutuhkan sebelum mencapai pembangkitan komersial; dan ledakan ekonomi tahun 1950-an, yang menekankan risiko dan batasan pertumbuhan ekonomi yang berkembang jika tidak didukung secara memadai oleh infrastruktur yang diperlukan.

Selain dari yang disebutkan sebelumnya, sebagai pelengkap, Enel mengoperasikan dirinya sebagai bank listrik. Sistemnya antara lain seperti membeli listrik dari semua produsen di negara dan mengalokasikannya kembali kepada para pelanggan. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: