Dunia Maya Tak Luput dari Pemantauan Jelang Pelantikan Joe Biden
Selama berbulan-bulan ekstremis sayap kanan dapat menyuarakan ancaman mereka dengan terbuka di situs-situs arus utama. Kini dengan pengawasan yang ketat dan penindakan keras dari perusahaan media sosial, sejumlah ekstremis pindah ke jalur yang lebih privat atau platform yang membuat ancaman mereka semakin sulit ditemukan.
Selama beberapa pekan terakhir sejumlah media sosial yang terkenal sebagai tempat nyaman bagi kelompok ekstrem sayap-kanan sudah ditutup karena dianggap menyebarkan retorika yang mendorong pada kekerasan. Seperti Apple Inc dan Amazon yang menutup layanan mereka untuk media sosial sayap-kanan, Parler.
Kedua raksasa teknologi itu mengatakan langkah itu untuk mencegah penyebaran unggahan yang memicu kekerasan. Sejumlah ekstremis kanan pindah ke aplikasi kirim pesan Telegram yang lebih privat dan media sosial yang jarang diketahui seperti MeWe.
Satu pekan usai penyerangan ke Capitol Hill, jumlah orang yang mengunduh Telegram di AS meningkat tajam. Perusahaan data Sensor Tower mencatat satu pekan terakhir Telegram diunduh 1,2 juta kali di App Store dan Google Play. Angka itu naik 259 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
Sensor Tower juga mencatat satu pekan usai penyerang sekitar 829 ribu pengguna telepon pintar AS mengunduh MeWe, naik 697 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Juru bicara MeWe David Westreich mengatakan perusahaannya kerap mengalami lonjakan pengguna.
Hanya 'kelompok kecil' dari ratusan ribu grup publik di platform mereka yang berhubungan dengan politik. Westreich mengatakan syarat dan ketentuan MeWe 'dirancang untuk menjauh dari pelanggar hukum, pembenci, perundung, pelaku pelecehan, dan pemicu kekerasan'.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: