Kian Represif pada Rakyat, Militer Tembak 2 Pengunjuk Rasa Myanmar
Kendati direspons militer dengan tangan besi, warga tampaknya tak akan mundur. Salah seorang pendemo bernama Htet Shar Ko menegaskan, mereka tidak akan mundur. “Kaum muda akan terus berjuang melawan rezim, dengan semboyan kami, ‘kediktatoran militer harus gagal’,” katanya.
Di tempat terpisah, Amerika Serikat (AS), yang memimpin kecaman global atas kudeta tersebut, memperbarui seruannya untuk kebebasan berekspresi di Myanmar, dan menuntut para petinggi militer mundur.
“Kami mengutuk keras kekerasan terhadap demonstran, serta mendesak militer mencabut semua pembatasan telekomunikasi dan menahan diri dari kekerasan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
Ia menambahkan, permintaan AS untuk berbicara dengan pimpinan Partai NLD Aung San Suu Kyi yang ditahan, ditolak militer.
Kecaman atas aksi represif militer juga datang dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Ola Almgren, Koordinator Penduduk dan Kemanusiaan PBB di Myanmar mengatakan, penggunaan kekuatan yang tidak proporsional terhadap para pengunjuk rasa, tidak dapat diterima.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: