Dia melihat, pemulihan ekonomi berjalan dengan baik. Karena itu, pemerintah akan terus memberi stimulus untuk mengakselerasi perekonomian. Dengan begitu, momentum perbaikan di kuartal I tetap terjaga. “Dengan kuartal I yang cukup solid, kita akan jaga supaya di kuartal II dan III akan rebound, atau pemulihannya makin dipercepat,” katanya.
Bagaimana tanggapan pengamat soal jebolnya kantong negara ini? Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, defisit yang melebar dikarenakan realisasi anggaran yang ditingkatkan pada awal tahun, dengan fokus ke sektor kesehatan dan program vaksinasi. Tujuannya, menyelesaikan pandemi dan memulihkan ekonomi.
Piter lebih memilih defisit melebar ketimbang pemerintah tidak berbuat apa-apa dalam menanggulangi pandemi. “Kita ini lucu. Pemerintah serius, dan fokus menanggulangi pandemi, justru kita kritis defisit anggarannya. Nanti pemerintah tidak melakukan apa-apa demi menjaga defisit, kita protes juga,” ulas Piter saat dihubungi, tadi malam.
Baca Juga: Menteri Sri Mulyani Selundupkan Brompton? Bea Cukai Akui Kalau itu...
Bertambahnya defisit merupakan hal yang wajar saat menangani pandemi. Menurut dia, negara seperti Amerika Serikat, maupun negara maju lainnya juga melakukan hal serupa. Karena penerimaan pajak turun, sementara tuntutan belanja seperti bantuan sosial naik signifikan.
Dia menyarankan pemerintah untuk fokus ke pengendalian pandemi, membantu masyarakat dan dunia usaha. Itu lebih utama daripada hanya terpaku soal defisit. Sebab, jika pandemi berakhir, otomatis ekonomi pulih.
Lalu, apakah tren kenaikan defisit ini akan berlanjut setiap bulannya? Piter yakin, pemerintah akan menjaga laju defisit agar tidak melampaui angka yang sudah ditetapkan.
“Kalau sudah melonjak di Januari, diharapkan bisa lebih rendah pada bulan-bulan berikutnya. Sehingga totalnya masih masuk target pemerintah tahun 2021 di sekitar 5 sampai 6 persen terhadap PDB,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi 2021 dikisaran 4,3-5,3 persen. Sementara prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini mencapai 5,1 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: