Gus Jazil Ajak Politisi Muda untuk Dapatkan Kemenangan Secara Santun Dan Beradab
Dihadapan ratusan politisi muda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Wakil Ketua MPR RI Dr. H. Jazilul Fawaid SQ, MA atau Gus Jazil mengingatkan, dalam praktek politik ada saja pihak yang suka menempuh segala macam cara, untuk mendapatkan kemenangan.
Termasuk menggunakan cara-cara yang tidak benar, semata-mata hanya untuk mendapatkan kekuasaan. Memperoleh kekuasaan menggunakan segala cara, ini dipopulerkan oleh Niccolo Machiavelli. Dia adalah seorang ilmuan yang pertama kali berhasil membaca fenomena menghalalkan segala macam cara untuk memperoleh kekuasaan di ranah politik.
Baca Juga: Gus Jazil: JQH Menjadi Penopang Empat Pilar
Selain praktek menghalalkan segala cara, yang ditemukan Niccolo Machiavelli, dalam dunia politik juga dikenal filosofi "kenali dirimu, kenali musuhmu, kenali medan perangmu. Seribu kali kau berperang, seribu kali kau menang". Filosofi ini diciptakan oleh Sun Tzu. Filosofi Sun Tzu sudah berumur ribuan tahun, tetapi masih relevan sampai sekarang.
"Bagi kita bangsa yang berpancasila, tentu filosofi Sun Tzu lebih bisa diterima, dibanding praktek politik menggunakan segala cara (Niccolo Machiavelli). Karena meraih kemenangan dengan menghalalkan segala cara jelas tidak sesuai dengan Pancasila. Terlebih menggunakan agama sebagai alat politik maupun memisahkan agama dari politik, demi kepentingan kekuasaan. Apalagi tak jarang, para pengikut Machiavelli, ini mereka juga menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan norma-norma, asal tujuan politiknya tercapai," kata Jazilul Fawaid menambahkan.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid, saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar dihadapan peserta Muskernas Dewan Koordinasi Nasional (DKN) dan Dewan Koordinasi Wilayah (DKW) Gerakan Pemuda Kebangkitan (Garda) Bangsa. Acara tersebut berlangsung di Hotel Amanuba Rancamaya Bogor, Sabtu (3/4/2021) malam.
Melihat banyaknya praktek-praktek mendapatkan kekuasaan, itu Gus Jazil mengajak politisi PKB untuk mengenali upaya mendapatkan kekuasaan yang dilakukan setiap lawan politik dan mencari kelemahannya agar bisa memenangkan pemilihan dengan cara yang lebih baik dan beradab. Bukan dengan cara memecah belah, memanfaatkan agama sebagai alat politik, maupun menghalalkan segala macam cara untuk mencapai kemenangan.
Pada kesempatan itu, Jazilul Fawaid juga mengingatkan orang yang terjun ke ranah politik sebaiknya adalah mereka yang sudah selesai dengan kehidupan pribadinya. Agar, mereka bisa memperjuangkan aspirasi rakyat, tanpa berfikir keuntungan apa yang akan diperolehnya secara pribadi.
"Mereka juga harus memahami UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi, yang berfungsi sebagai penunjuk arah perubahan dan kemajuan. Ini penting agar mereka paham, apa yang hendak dicapai dalam pembangunan ini," kata Gus Jazil menambahkan.
Selain itu, politisi juga harus mengenal UU, yang menjadi petunjuk praktis dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. Jangan sampai mereka melupakan UU, sehingga perjuangannya membela masyarakat malah bertentangan dengan ketentuan dan hukum yang berlaku.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq