Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

25 Juta Bayi Lahir di India, Orang Terkaya Ini Jamah Bisnis Mainan Anak

25 Juta Bayi Lahir di India, Orang Terkaya Ini Jamah Bisnis Mainan Anak Mukesh Dhirubhai Ambani. | Kredit Foto: REUTERS/Francis Mascarenhas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Orang terkaya India, Mukesh Ambani telah lama berbisnis kelas atas dengan mesin-mesin industri raksasa. Sebut saja industri energi, petrokimia, tekstil hingga jaringan telekomunikasi. Namun, pria berusia 64 tahun ini kini merambah bisnis yang justru tak banyak dilirik pebisnis lainnya, yaitu industri mainan anak.

Ambani yang sejak lahir tinggal di India menyadari betul negaranya sebagai negara dengan penduduk terbesar kedua di dunia. Namun, India hanya menyumbang 1 persen dari total nilai ekonomi industri mainan anak.

Baca Juga: Ini Dia Orang Terkaya Kedua di Dunia: Bernard Arnault Sang Taipan Barang Mewah asal Prancis

Bahkan, dilansir dari The Strait Times di Jakarta, Rabu (28/4/21) penduduk India yang berusia 14 tahun ke bawah merupakan kelas usia terbesar. Jumlahnya mencapai 27% atau hampir 1/3 dariĀ 1,3 miliar penduduk India.

UNICEF juga mencatat ada 25 juta bayi yang lahir setiap tahunnya di dunia. Bisa dikatakan, setiap 1 dari 5 anak yang lahir di dunia dapat dipastikan berkewarganegaraan India.

Karena itu, Ambani tidak menyia-nyiakan peluang ini untuk mendiversifikasi anak usahanya. Pada tahun 2019, Ambani merogoh USD89 juta (Rp1,2 triliun) untuk mengakuisisi perusahaan ritel mainan anak asal Inggris, Hamleys.

Hamleys merupakan toko mainan tertua di dunia yang usianya sudah menginjak 261 tahun. Hamleys pertama kali berdiri di London pada tahun 1760. Namun, bisnis Hamleys lesu karena bukan lagi pemain utama di industri ini seperti dulu. Pada tahun 2019, Hamleys meraih pendapatan USD66,9 juta dengan kerugian hampir USD12,5 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: