Kisah Perusahaan Raksasa: Renault, Pabrik Otomotif Prancis Gagal Ngebut Kejar Cuan karena Hal Ini
Renault atau Renault Group adalah pabrikan mobil multinasional asal Prancis yang memproduksi berbagai macam mobil. Pembuat kendaraan terbaik kesembilan di dunia ini sukses mendaftarkan namanya dalam perusahaan raksasa, Global 500 milik Fortune.
Posisi Renault dalam daftar perusahaan raksasa tersebut merosot cukup dalam, dari peringkat ke-143 menjadi 175 dunia. Dari sini, total pendapatannya terkoreksi hingga minus 8,3 persen di 2020, sehingga Renault hanya mendapatkan uang 62,16 miliar dolar AS.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Albertsons, Peritel No.2 di Amerika yang Dulang Cuan hingga 255 Persen
Sementara itu, Renault merugi besar di 2020. Pasalnya, raksasa otomotif Prancis telah mencatatkan penurunan laba sebesar 104 persen di tahun 2020. Dengan begitu ia membukukan minus 157 juta dolar, berbanding terbalik dari 2019 yang memperoleh 3,89 miliar dolar.
Perusahaan yang berkantor pusat di Boulogne-Billancourt, dekat Paris memiliki aset senilai 137,12 miliar dolar, sedangkan market value Renault di angka 6,99 miliar dolar.
Dari situ, Warta Ekonomi pada Kamis (29/4/2021) akan mengulas kisah Renault dalam artikel ringkas berikut ini. Lebih jelasnya simak di bawah ini.
Louis Renault pada tahun 1899 menjadi sangat tertarik untuk merancang dan memproduksi mobil. Sebagai seorang insinyur, dia mengambil pekerjaan teknis dan melihat upayanya dipuji oleh dua saudara laki-lakinya Marcel dan Fernand.
Ketiganya mengambil alih tanggung jawab mengelola perusahaan. Dan begitulah Renault didirikan.
Perusahaan ini mulai memproduksi otomotif sejak tahun 1905, dan dengan segera menangkap saraf pasar yang tepat dan menjadi hit. Société des Automobiles de Place adalah kisah sukses besar pertama mereka yang membeli mobil dalam jumlah besar untuk mendirikan armada taksi.
Renault bersaudara tidak membatasi inovasinya dalam membuat mobil yang lebih baik. Mereka justru terus-menerus membuka peluang baru yang sedang diciptakan di pasar.
Sementara itu, ketika jurang pemisah antara AS dan Eropa melebar karena perang dan kehancuran ekonomi, Renault berusaha meningkatkan produksi dan menurunkan biaya. Setelah krisis ekonomi, Renault ingin menjadi lebih mandiri dan mulai membeli semua jenis bisnis yang memberinya bahan dan suku cadang yang dibutuhkan untuk membuat mobil. Dia juga memodernisasi pabrik, meniru Ford dan pabriknya, memperkenalkan pabrik perakitan pada 1922.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: