Saat ditanya soal namanya yang kembali masuk dalam survei capres, Ganjar tak mau berkomentar banyak. "Arahannya sekarang coba putar balik," kata Ganjar mengalihkan pembicaraan, sambil meninggalkan para wartawan.
Sikap PDIP mengucilkan Ganjar ini mendapat sindiran dari pegiat media sosoal pendukung Ganjar. Seperti Denny Siregar dan Eko Kuntadhi. Menurut Denny, alasan Bambang Wuryanto tak mengundang Ganjar sebagai hal yang lucu.
"Pak Ganjar dimarahin, dibilang kelewatan karena sering muncul di medsos dan jadi host di YouTube. Lha, bukannya itu tandanya beliau gubernur milenial, paham dunia digital? Pak Bambang, bangun Pak... Ini era teknologi, Pak," kicau @dennysiregar7.
Baca Juga: PDIP Persiapkan Putri Mahkota Puan Maharani, Sekuat Ini Peluang Ganjar Jadi Capres PDIP
Ia juga mengomentari sikap Puan yang menyindir Ganjar. Kata dia, Puan harus hati-hati. Nanti Ganjar bisa dilamar partai lain karena sangat potensial. "Mirip bu Mega dulu waktu nyindir-nyindir dengan keras tentang petugas partai. Tapi pada akhirnya beliau berdamai dengan situasi," ujarnya.
Eko Kuntadhi berbicara dengan sindiran ke Puan, yang elektabilitasnya jauh di bawah Ganjar. Dia "mengingatkan" Ganjar agar jangan terlalu serius bekerja, karena bisa tambah populer. "Jangan ikuti jaman dengan memanfaatkan medsos buat melayani warga. Jadilah pejabat jadul," kicau @eko_kuntadhi.
Pengamat politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno menilai, PDIP sedang mengucilkan Ganjar sebagai bentuk hukuman. Menurut dia, dengan tak diundang ke hajatan PDIP, Ganjar sedang dipermalukan. Apalagi selain tak diundang, Ganjar ditelanjangi kesalahannya. Kata dia, serangan Puan dan Bambang Wuryanto sangat vulgar.
"Sepertinya, kesalahan Ganjar dinilai sudah fatal. Kalau begini ceritanya, mimpi Ganjar jadi capres terancam," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti