Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Kuartal II Tumbuh 8 Persen, Sri Mulyani Sungguh Sangat Optimis Sekali

Ekonomi Kuartal II Tumbuh 8 Persen, Sri Mulyani Sungguh Sangat Optimis Sekali Sri Mulyani Indrawati | Kredit Foto: Instagram Sri Mulyani Indrawati
Warta Ekonomi -

Menteri Keuangan, Sri Mulyani pasang target tinggi untuk pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021, yaitu 8 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari target Presiden Jokowi yang hanya mematok di angka 7 persen. Sri Mulyani dianggap terlalu optimis karena ekonomi kuartal satu saja masih babak belur.

“Proyeksi kuartal II kita dalam range 7,1 persen hingga 8,3 persen,” ujar Sri Mulyani saat rapat dengan Komisi XI DPR secara virtual, kemarin.

Menurutnya, banyak faktor pendukung yang membuat optimis pertumbuhan ekonomi kuartal II akan melonjak. Seperti, konsumsi rumah tangga yang diprediksi tembus 6 persen sampai 6,8 persen pada periode April, Mei, Juni. Penyebabnya, momentum hari raya dan akselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Baca Juga: Kebijakan Sri Mulyani dan Luhut Bertolak Belakang, PDIP: Jangan Dibenturkan!

Konsumsi pemerintah juga diproyeksi tumbuh positif, pada rentang 8,1 persen sampai 9,7 persen. Begitu juga kinerja investasi yang diprediksi tumbuh 9,4 persen hingga 11,1 persen. Sedangkan ekspor tumbuh 14,9 persen hingga 19,7 persen, dan impornya tumbuh 13 persen hingga 19,7 persen.

Setidaknya, ada tujuh indikator yang menunjukkan tren positif pada April-Mei. Pertama, harga komoditas di pasar dunia meningkat. Di antaranya minyak dunia di kisaran 67,7 dolar AS per barel, batu bara 99,1 dolar AS per ton, crude palm oil (CPO) 4,95 ringgit Malaysia per ton, dan tembaga yang sudah melampaui 10 ribu dolar AS per ton.

Kedua, PMI manufaktur global mencapai 55,8. Ini merupakan yang tertinggi, bahkan sejak April 2010. Ketiga, tingkat kepercayaan konsumen naik dari 93,4 menjadi 101,5 per April 2021. Keempat, konsumsi listrik tumbuh 6,3 persen dari sebelumnya negatif. Kelima, penjualan mobil ritel tumbuh 227 persen.

Keenam, peningkatan pertumbuhan investasi yang ditandai naiknya konsumsi semen sekitar 8,6 persen, impor besi dan baja 48,8 persen, impor barang modal naik 11 persen, dan lainnya. Ketujuh, realisasi ekspor dan impor juga naik. Kedelapan, pertambahan jumlah kasus Covid-19 baru di Indonesia relatif terkendali.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini, belum berubah, tetap di rentang 4,5-5,3 persen. Proyeksi ini merupakan asumsi awal yang tertuang di APBN 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: