Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Generasi Sandwich?

Apa Itu Generasi Sandwich? Kredit Foto: Unsplash/Matthew Bennett
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dengan populasi yang meningkat, generasi dewasa muda yang berjuang untuk mencapai kemandirian finansial, beban dan tanggung jawab orang Indonesia paruh baya semakin meningkat.

Hampir setengah (47%) orang dewasa berusia 40-an dan 50-an memiliki orang tua berusia 65 tahun atau lebih sambil membesarkan anak kecil atau membiayai anak yang sudah dewasa (usia 18 tahun ke atas). Dan sekitar satu dari tujuh orang dewasa paruh baya (15%) secara bersamaan memberikan insentif keuangan kepada anak dan orang tua yang sudah lanjut usia.

Baca Juga: Apa Itu Linkage Program?

Sementara itu orang dewasa paruh baya yang hidup dalam apa yang disebut generasi sandwich telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, beban keuangan dalam merawat beberapa generasi anggota keluarga pun semakin meningkat. Tekanan ini datang dari berbagai penjuru, terutama dari anak-anak yang sudah mulai dewasa daripada orang tua yang lanjut usia.

Mengenal Apa Itu Generasi Sandwich

Generasi sandwich adalah sebutan untuk individu paruh baya yang ditekan untuk tetap membiayai orang tua yang sudah lanjut usia dan anak-anak yang sedang tumbuh secara bersamaan. Generasi sandwich dinamai demikian karena mereka secara efektif "terjepit" di antara kewajiban untuk merawat orang tua mereka yang lanjut usia yang mungkin sedang sakit, tidak dapat melakukan berbagai pekerjaan, atau mungkin membutuhkan dukungan keuangan dan anak-anak, yang membutuhkan keuangan, dukungan fisik, dan emosional.

Tren peningkatan gaya hidup dan memiliki anak pada usia yang lebih tua telah berkontribusi pada fenomena terjadinya generasi sandwich, karena memiliki penerimaan sosial yang lebih besar bagi anak-anak untuk tinggal di rumah atau pulang ke rumah.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Pew Research Center memperkirakan bahwa sekitar satu dari tujuh orang yang berusia antara 40 hingga 60 tahun secara bersamaan tekah membiayai hidup anak dan orang tua mereka. Belum lagi mereka tentu mempunyai masalah pribadi dan mendapatkan tekanan tambahan saat menjalani karier, dan mereka juga harus mengumpulkan kebutuhan untuk menjalani masa pensiunnya sendiri, sehingga individu-individu dari generasi sandwich ini berada di bawah tekanan finansial dan emosional yang signifikan.

Dalam beberapa kasus, para generasi X ini harus menunda pensiunnya sendiri karena adanya tambahan kewajiban finansial. Selain itu, beberapa anggota generasi sandwich bekerja terlalu keras dengan merawat cucu mereka.

Demografi Generasi Sandwich

Demografi yang meningkat ini sudah mencakup sekitar 47 persen orang dewasa berusia 40-an dan 50-an yang memiliki orang tua berusia 65 tahun atau lebih tua sambil membesarkan seorang anak atau membantu seorang anak yang sudah dewasa. Faktanya, satu dari tujuh orang dewasa ini secara bersamaan membiayai orang tua dan anak-anak mereka. Namun, ada banyak skenario dalam situasi ini, dan beberapa pakar atau ahli menawarkan tiga peran yang biasanya dimiliki oleh generasi sandwich:

1. The Traditional Sandwich Generation - Orang dewasa biasanya berusia 40-an atau awal 50-an terjepit di antara orang tua lansia dan anak-anak mereka yang baru dewasa dan masih membutuhkan bantuan keuangan atau lainnya.

2. The Club Sandwich Generation - Orang dewasa yang berusia 50 atau 60-an yang terjepit di antara orang tua mereka yang lebih tua, anak-anak mereka yang sudah dewasa, dan mungkin cucu-cucu mereka. Istilah ini juga dapat merujuk pada orang dewasa yang lebih muda berusia 30-an atau 40-an yang sudah memiliki anak kecil dan orang tua yang sudah lanjut usia.

3. The Open-Faced Sandwich Generation - Siapa pun yang secara non-profesional terlibat dalam perawatan lansia, yang diperkirakan 25% dari individu di beberapa titik dalam hidup mereka.

Istilah 'generasi sandwich' menjadi begitu umum sehingga ditambahkan ke Kamus Merriam-Webster pada tahun 2006. Namun, kamus tersebut gagal menyebutkan tekanan finansial dan emosional yang berat yang menjadi bagian dari generasi ini.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: