Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Penerimaan dari aset yang menghasilkan pendapatan seperti saham dalam bentuk dividen juga dicatat dalam rekening giro. Komponen terakhir dari rekening giro adalah transfer sepihak. Ini adalah kredit yang sebagian besar merupakan remitansi pekerja, yaitu gaji yang dikirim kembali ke negara asal seorang warga negara yang bekerja di luar negeri, serta bantuan luar negeri yang diterima langsung.
Lebih lanjut, neraca modal dipecah menjadi aliran moneter yang bercabang dari pengampunan utang, transfer barang, dan aset keuangan oleh migran yang meninggalkan atau memasuki suatu negara. Dalam akun keuangan, arus moneter internasional yang terkait dengan investasi dalam bisnis, real estat, obligasi, dan saham didokumentasikan. Juga termasuk aset milik pemerintah, seperti cadangan devisa, emas, dan lain-lain.
Jika suatu negara tidak dapat mendanai impornya melalui ekspor modal, ia harus melakukannya dengan mengurangi cadangannya. Situasi ini sering disebut sebagai defisit neraca pembayaran, menggunakan definisi sempit dari neraca modal yang tidak termasuk cadangan bank sentral. Namun pada kenyataannya, neraca pembayaran yang didefinisikan secara luas harus berjumlah nol menurut definisi.
Dalam praktiknya, perbedaan statistik muncul karena sulitnya menghitung secara akurat setiap transaksi antara ekonomi dan negara lain di dunia, termasuk perbedaan yang disebabkan oleh translasi mata uang asing.
Neraca pembayaran dan data posisi investasi internasional sangat penting dalam merumuskan kebijakan ekonomi nasional dan internasional. Aspek-aspek tertentu dari data neraca pembayaran, seperti ketidakseimbangan pembayaran dan investasi asing langsung, merupakan isu-isu kunci yang ingin diatasi oleh pembuat kebijakan suatu negara.
Kebijakan ekonomi seringkali ditargetkan pada tujuan tertentu yang pada gilirannya berdampak pada neraca pembayaran. Misalnya, satu negara mungkin mengadopsi kebijakan yang dirancang khusus untuk menarik investasi asing di sektor tertentu, sementara negara lain mungkin berusaha menjaga mata uangnya pada tingkat yang rendah secara artifisial untuk merangsang ekspor dan membangun cadangan mata uangnya. Dampak dari kebijakan tersebut pada akhirnya terekam dalam data neraca pembayaran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: