“Pertanyaan bagi para manager HRD adalah apakah mereka benar – benar memahami posisi apa yang membutuhkan SDM lalu kemudian mencari individu yang akan memberikan pekerjaan dan aspek sosial paling sesuai. Pastinya, tidak pernah ada definisi tunggal tentang apa itu SDM,” kata Dr. Oc.
Ditambah, pekerjaan dan kinerja seseorang tidak berdasarkan keterampilan semata, namun berdasarkan perilaku–perilaku kinerja yang dipengaruhi oleh serangkaian faktor. Apa yang mendorong perilaku dalam konteks sebuah organisasi? Pertanyaan ini penting karena seseorang tidak bekerja sendiri di sebuah organisasi dan perilakunya dapat dipengaruhi tidak hanya oleh oleh siapa dia, namun juga oleh hal lain seperti pekerjaan itu sendiri, dan cara organisasi didesain.
Akan tetapi menariknya, pada 55% organisasi, penghargaan atas kinerja terbaik masih diberikan berdasarkan kinerja individu dan hanya 28% dari mereka mempertimbangkan dampak kontekstual dari kinerja individu (Deloitte Human Capital Trends, 2019).
“SDM bukanlah konsep individu, tapi bisa jadi konsep kelompok,” kata Dr. Oc.
Menurutnya, seseorang sangat jarang bekerja sendiri, sehingga organisasi perlu berpikir bagaimana cara mendukung karyawan mereka sebaik mungkin sehingga mereka dapat bersinar. Tidak ada posisi seorang pun yang seharusnya dianggap lebih penting dari lainnya. Untuk itu, pertanyaan utama untuk perusahaan adalah bagaimana mereka bisa menciptakan SDM dari setiap individu yang bekerja untuk mereka.
Perusahaan terbaik memahami bahwa SDM mereka adalah satu-satunya produk mereka. Ini tentunya memaksa mereka untuk menginvestasikan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengelola kinerja masing – masing individu namun hanya 15% dari perusahaan yang percaya bahwa proses pengelolaan kinerja mereka saat ini ‘layak dilakukan’ (Deloitte Human Capital Trends, 2019).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: