Kisah Perusahaan Raksasa: Sumitomo Corp, Induk Perusahaan Perdagangan Umum Tertua dan Terbesar
Sumitomo Corporation salah satu perusahaan perdagangan umum terbesar di dunia, yang duduk di peringkat ke-238 perusahaan terkaya dunia menurut Fortune Global 500. Dengan segmen dalam segala hal mulai dari bahan kimia hingga barang-barang konsumen, Sumitomo menempati peringkat di antara usaha bisnis tertua dan terbesar yang bertahan di dunia.
Pendapatan Sumitomo tahun 2020 menurut Fortune sebesar 48,74 miliar dolar AS. Seperti salah satu anak perusahaannya Sumitomo Mitsui Financial Group (SMFG) yang juga salah satu perusahaan terkaya, Sumitomo mengalami kenaikan dalam Fortune. Sayangnya, keuntungan yang dikantongi perusahaan sebesar 1,57 miliar dolar harus merosot sekitar 45,5 persen.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: SMFG, Induknya Bisnis Perbankan dan Jasa Keuangan Milik Sumitomo Mitsui
Catatan ini menariknya turun tujuh peringkat dengan total aset sebesar 72,64 miliar.
Warta Ekonomi pada Senin (9/8/2021) akan mengulas kisahnya pada artikel perusahaan raksasa dilansir dari Fortune. Simak selengkap tulisan tersebut seperti di bawah ini.
Sumitomo Corporation dimulai pada sekitar tahun 1500-an. Pilar Sumitomo Corporation adalah Masatomo Sumitomo, kepala keluarga pertama dan pendiri bisnis. Ia lahir di utara Kyoto pada tahun 1585 dan menjadi seorang pendeta Buddha. Pada usia 45 ia membuka toko obat dan buku kecil bernama Fujiya.
Di sana ia menetapkan seperangkat prinsip yang sangat bermoral untuk menjalankan bisnis yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya untuk membentuk dasar piagam perusahaan Sumitomo modern.
Dimulai pada abad ke-17 pendirian toko buku dan obat-obatan di Kyoto oleh Masatomo Sumitomo. Kakak ipar Sumitomo, Riemon Soga, mengembangkan teknologi untuk mengekstraksi perak dari tembaga, dan putra Soga (yang menikahi putri Sumitomo) Tomomochi Sumitomo memperluas bisnis peleburan ini ke Osaka.
Sejak awal, keluarga Sumitomo mengembangkan bisnisnya menjadi pertambangan tembaga (tambang tembaga Besshi), diikuti dengan perdagangan tekstil, gula dan obat-obatan.
Keluarga Sumitomo dekat dengan Keshogunan Tokugawa selama periode Edo. Selama tahun 1860-an, hubungan ini menjadi kewajiban bagi perusahaan sebagai klan Tokugawa berperang dengan saingan di Jepang barat.
Menyusul kekalahan Tokugawa, Sumitomo hampir hancur dan di bawah tekanan untuk menjual tambang Besshi, yang pada saat itu hampir tidak bisa dijalankan. Namun, Sumitomo tetap mempertahankan tambang tersebut dan meningkatkan hasilnya melalui penerapan teknik Barat yang baru.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: