Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penting! Kenali Masalah Kesehatan Mata yang Kerap Hadir di Usia 40 Tahun ke Atas

Penting! Kenali Masalah Kesehatan Mata yang Kerap Hadir di Usia 40 Tahun ke Atas Kredit Foto: Unsplash/Amanda Dalbjörn
Warta Ekonomi -

Lebih dari 82 persen warga Selandia Baru yang berusia di atas 40 tahun mengakui penglihatan mereka memburuk selama sepuluh tahun terakhir. Hal itu didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Specsavers.

Optometris Specsavers, Ian Russell, mengatakan 40 tahun adalah usia kebanyakan dari kita mulai memperhatikan beberapa masalah dengan penglihatan. Namun, masalah dengan penglihatan dapat dimulai lebih awal tanpa Anda sadari dan dapat disebabkan oleh banyak faktor yang berbeda.

Baca Juga: Pfizer Telah Memulai Studi Menguji Obat Antivirus untuk Pencegahan Infeksi Covid-19

"Orang di atas 40 tahun mulai menyadari membaca huruf kecil sedikit lebih sulit dan pada usia 65 tahun hampir semua dari Anda perlu memakai kacamata untuk memperbaiki penglihatan kita," ujarnya seperti dilansir laman Stuff, Ahad (26/9).

Berikut adalah kondisi mata paling umum yang mempengaruhi orang berusia di atas 40 tahun:

1. Presbiopia

Presbiopia adalah kondisi mata yang paling umum bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun. Ini terjadi ketika lensa kristal yang fleksibel di depan mata mulai kehilangan elastisitasnya dan memengaruhi kemampuan Anda  untuk fokus.

Seiring bertambahnya usia, lensa di mata mengeras sehingga sulit untuk fokus saat membaca. "Namun, Anda bisa membantu mengelola efeknya dengan kacamata atau lensa kontak," ujarnya.

2. Degenerasi makula

Degenerasi makula terkait usia adalah penyakit mata degeneratif yang merusak makula (bagian tengah retina) menyebabkan hilangnya penglihatan sentral secara progresif. Ini biasanya terkait dengan penuaan dan merupakan penyebab utama kebutaan di Selandia Baru.

Baca Juga: Studi Kembali Mengungkapkan Orang yang Tidak Divaksinasi Tiga Kali Lebih Mungkin Tertular Covid-19

"Semakin dini kami mendeteksi degenerasi makula terkait usia, semakin dini Anda dapat dirujuk untuk perawatan dan semakin besar peluang kami untuk mencegah kerusakan," ujarnya. Sayangnya kehilangan penglihatan yang disebabkan oleh degenerasi makula terkait usia tidak dapat diubah.

3. Katarak

Katarak adalah salah satu penyebab paling umum dari penglihatan kabur dan kehilangan penglihatan di seluruh dunia dan merupakan kekeruhan pada lensa mata yang jernih secara alami. Ketika ini terjadi, jumlah cahaya yang melewati lensa diminimalkan dan tersebar yang berarti gambar tidak dapat difokuskan pada retina dengan baik

Gejalanya termasuk penglihatan kabur, penglihatan berawan, warna tampak pudar, penglihatan ganda, atau melihat lingkaran cahaya di sekitar cahaya terang. Katarak sangat terkait dengan penuaan tetapi juga dapat disebabkan oleh paparan sinar matahari dan merokok.

4. Retinopati diabetik

Jika Anda hidup dengan diabetes, mata Anda berisiko mengalami kerusakan akibat retinopati diabetik yang merupakan salah satu komplikasi paling umum yang terkait dengan diabetes. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dan merupakan penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Selandia Baru.

Baca Juga: Lebih Mengenal Soal Retinopati Diabetik, Apakah Berbahaya?

5. Glaukoma

Sekelompok penyakit mata yang dapat menyebabkan kerusakan pada saraf optik glaukoma sering mengakibatkan hilangnya penglihatan tepi secara bertahap. Glaukoma dikenal sebagai pencuri penglihatan yang diam karena orang dengan glaukoma tahap awal tidak mengalami gejala. Kehilangan penglihatan terjadi pada tingkat yang bertahap sehingga sering tidak diketahui sampai terlambat dan kehilangan penglihatan akibat glaukoma tidak dapat diubah.

Baca Juga: Penting! Masukan Kriteria Lauk Pauk Ini dalam Makanan Anda karena Ramah Bagi Penderita Diabetes

"Berkat teknologi baru, pendeteksian menjadi lebih mudah karena sekarang kami memiliki akses ke informasi yang jauh lebih detail tentang struktur granular mata," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: