Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Hubungan Antara Penyakit Jantung dan Hipertensi?

Apa Hubungan Antara Penyakit Jantung dan Hipertensi? Kredit Foto: Pexels/freestocks.org
Warta Ekonomi -

Hipertensi atau tekanan darah tinggi ternyata memiliki hubungan erat. Bahkan hipertensi juga mempengaruhi beberapa organ lain seperti otak dan ginjal.

Hal ini diungkapkan Dokter Spesialis Jantung  dr. Ramang Napu, Sp.JP (K), FIHA, FacSS dalam Health Talk di Zoom dan Youtube Live Streaming dengan tema “Mengenal Penyakit Jantung Hipertensi”.

Hipertensi di seluruh dunia sudah menjadi suatu masalah, prevalensinya sekitar 30 hingga 45 persen setara dengan sepertiga penduduk dunia. Sedangkan prevalensi di Indonesia terdapat 31 persen mengidap penyakit hipertensi.

Baca Juga: Apakah Vaksin Covid-19 Aman untuk Penderita Diabetes?

Tak hanya data tersebut saja, ada sekitar 530 ribu penduduk berakhir dengan kegagalan jantung. Hipertensi terjadi ketika aliran darah mendorong atau menekan pembuluh darah dengan sangat kuat. Penyebab hipertensi beragam, meski sebagian besarnya tidak diketahui secara pasti. 

Secara umumnya tekanan darah berada di angka 120-129mmHg per 80-84mmHg. Jika seseorang dalam keadaan normal (tidak sehabis olahraga atau kegiatan yang memicu tekanan darah naik) angka tekanan darahnya melebihi dari angka tersebut bisa dinyatakan orang tersebut memiliki penyakit hipertensi.

Baca Juga: Ngeri! Diabetes Meningkatkan Risiko Masalah Jantung pada Wanita Muda

Dr. Ramang Napu menjelaskan bahwa hipertensi dibedakan menjadi dua tipe yaitu hipertensi primer dan sekunder. Di Indonesia sendiri persentasi paling banyak adalah hipertensi primer sekitar 95 persen.

Sedangkan hipertensi sekunder penyebabnya biasanya dikarenakan kelainan hormonal, kelainan ginjal, terdapat kista atau tumor dibagian ginjal, batu ginjal dan lain-lain. Jika penyebab tersebut dihilangkan ada potensi tekanan darahnya kembali normal kembali. 

"Hipertensi primer ini bisa dihilangkan penyebabnya, biasanya hipertensi primer ini terjadi karena memiliki riwayat penyakit DM, kebiasaan merokok, konsumsi obat-obatan, makanan olahan yang diawetkan, obesitas, mengonsumsi alkohol, dan stress mental. “

Baca Juga: Penting! Penderita Diabetes Wajib Waspada Terhadap Risiko Kerusakan Ginjal

Terdapat empat organ didalam tubuh yang dapat mengatur tekanan darah tinggi. Pertama, ialah jantung yang berperan menyalurkan darah keseluruh tubuh, lalu yang kedua ialah otak yang berperan dalam mengatur tekanan darah agar tetap stabil atau bisa disebut saraf simpatis, ketiga ada pembuluh darah yang berperan mengatur tekanan darah dan yang keempat ialah ginjal yang berperan sebagai mengatur tekanan darah lalu ginjal mengeluarkan hormon-hormon agar tekanan darah tetap stabil. 

Dr. Ramang Napu menambahkan jika darah tidak dapat dikontrol maka akan menyerang 4 organ tubuh  tersebut. Nomor satu yang paling berdampak ialah jantung. Oleh karena itu banyak penderita hipertensi yang mengalami kematian. Sedangkan organ lainnya yang diserang seperti otak, dapat terjadi stroke jika menyerang ginjal akan terjadi kegagalan ginjal.

Ia menambahkan pemberian obat tidak dapat diberikan kepada sembarang penderita, pemberian obat dapat diberikan kepada penderita hipertensi dengan melihat karakteristik yang bersangkutan. Karakteristiknya seperti jenis kelamin, usia, ras, psikologis, komorbid, dan hasil skrining awal.

Baca Juga: Bagus untuk Kesehatan Kulit, Makanan Ini Cocok Dikonsumsi karena Mengandung Kolagen

Jadi setiap penderita bisa mendapatkan obat yang berbeda. Tujuan pengobatan hipertensi sendiri terdapat 3 macam yang pertama tujuan jangka pendek yaitu mencapai tekanan darah yang optimal, lalu yang kedua tujuan jangka menengah yaitu untuk mengevaluasi perubahan target organ, dan yang ketiga tujuan jangka panjang untuk mencegah terjadinya komplikasi kejadian kardiovaskular seperti gagal jantung, serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal. Dampak lainnya adanya gangguan penglihatan dan disfungsi seksual yang biasanya terjadi pada laki-laki.

Ada beberapa gejala penyakit jantung hipertensi yang pertama ialah paroksimal nokturnal dispnoe tolerabilitas mulai menurun, konsentrasi mulai terganggu, sesak nafas, melakukan pekerja sehari-hari, sesak nafas saat istirahat, cemas, berdebar dan mudah capek. Jika sudah mengalami gejala tersebut saat sudah mengidap hipertensi, maka dapat disebut penyakit jantung hipertensi.

Baca Juga: Dahsyat! 3 Makanan Ini Mengandung Zinc yang Bagus untuk Kesehatan Reproduksi Pria

Dr. Ramang Napu menyimpulkan “Hipertensi terkontrol karena mengonsumsi obat yang sesuai dan secara teratur, obat-obatan hipertensi salah satu tujuan melindungi fungsi ginjal, hipertensi dapat mengalami disfungsi seksual, tekanan darah dapat berubah tiap hari dipengaruhi banyak faktor, hipertensi sudah identik dengan penyakit jantung dan pengobatan hipertensi sangat individual tidak bisa disamaratakan.”

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: