Kisah Perusahaan Raksasa: Jardine Matheson, Konglomerat Multinasional dari Keuangan hingga Properti
Perang Candu Menyebabkan Berdirinya Hong Kong pada tahun 1842
Jardine membujuk Menteri Luar Negeri Inggris Lord Palmerston untuk mengirim kapal perang ke China untuk menegakkan penilaian untuk reparasi dan untuk melestarikan perdagangan bebas. Permusuhan yang terjadi kemudian dikenal sebagai Perang Candu Pertama. Orang China kalah dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian pada tanggal 29 Agustus 1842, yang menghadiahkan Inggris dolar6 juta sebagai ganti rugi, membuka pelabuhan Kanton, Amoy, Foochow, Ningpo, dan Shanghai, dan menyerahkan pulau Hong Kong ke Inggris.
Jardine Matheson membeli sebidang tanah pertama untuk dijual di Hong Kong dan segera memindahkan kantornya di sana. Gubernur pertama koloni itu, Sir Henry Pottinger, mendukung perdagangan opium (yang bertentangan dengan Ratu Victoria) dan kemudian memenangkan dukungan Parlemen, yang memandang perdagangan opium sebagai metode untuk mengurangi defisit perdagangan Inggris dengan China. Ketika kapal opium perusahaan berlayar ke Hong Kong, mereka disambut dengan meriam salut.
Jardine Matheson mendapat keuntungan besar dari posisinya yang istimewa di Hong Kong, dan melalui kekuatan perdagangan opiumnya, mulai mengembangkan kepentingan komersial di seluruh wilayah tersebut. Jardine Matheson menjadi dikenal di kalangan orang Tionghoa setempat sebagai hong (kata itu menyiratkan "perusahaan besar" tetapi tidak ada hubungannya dengan nama Hong Kong), dan ketuanya dikenal sebagai taipan, yang secara harfiah berarti "bos besar".
Selama periode ini Thomas Keswick, juga dari Dumfriesshire, menikahi keponakan Jardine dan kemudian dibawa ke bisnis keluarga Jardine. Putra mereka William Keswick mendirikan kantor Jardine Matheson di Yokohama, Jepang pada tahun 1859 dan kemudian menjadi tokoh terkemuka dalam manajemen perusahaan. Keluarga Keswick tumbuh dalam pengaruh dalam perusahaan, sebagian besar menggusur kepentingan Matheson.
Diperluas Melampaui Perdagangan di Paruh Akhir Abad ke-19
Jardine Matheson mendirikan kantor-kantor perdagangan di pelabuhan-pelabuhan utama Tiongkok dan membantu mendirikan perusahaan-perusahaan yang beragam seperti pembuatan bir dan penggilingan kapas, selain perdagangan teh dan sutra. Perusahaan memperkenalkan kapal uap ke China dan, pada tahun 1876, membangun rel kereta api pertama di China, menghubungkan Shanghai dengan dermaga Jardine Matheson di hilir di Woosung.
Permusuhan berkelanjutan antara China dan Inggris mengakibatkan Perang Candu Kedua pada tahun 1860 dan perang untuk melindungi kepentingan kolonial pada tahun 1898. Sebagai pemenang dalam kedua perang ini, Inggris memperoleh konsesi perdagangan dan koloni di seluruh China dan memenangkan hak komersial yang hampir tidak terbatas untuk menjalankan bisnis di China.
Perdagangan opium, yang terpaksa diakui oleh China sebagai hal yang legal, telah menjadi topik yang sangat sensitif. Ribuan pecandu (dikenal sebagai "hippies" karena mereka berbaring tengkurap sambil merokok opium) telah menciptakan masalah sosial yang serius. Elemen di Parlemen menyerukan diakhirinya kegiatan komersial yang mengabadikan rasa sakit dan penderitaan para pecandu ini. Masalah ini ditangkap oleh nasionalis yang berpendapat untuk mengakhiri dominasi kekuatan kolonial di China, dan akhirnya menyebabkan pemberontakan seperti Pemberontakan Boxer dan Revolusi Republik. Demi perlindungan dan kepentingan bisnisnya sendiri, Jardine Matheson terpaksa membatasi perdagangan opium.
Pada tahun 1906, tahun didirikannya di Hong Kong, Jardine Matheson telah berkembang menjadi jangkauan operasi yang lebih luas, tetapi mengalami persaingan yang kuat dari rumah dagang Inggris lainnya yang disebut Butterfield & Swire, yang juga berbasis di Shanghai dan Hong Kong.
Persaingan antara Jardine Matheson dan Swires dimulai dengan sungguh-sungguh pada tahun 1884 ketika Butterfield & Swire mendirikan kilang gula saingan di Hong Kong dalam upaya untuk mematahkan monopoli Jardine Matheson. Persaingan menyebar ke pelayaran dan perdagangan, tetapi secara keseluruhan tetap beradab dan konstruktif.
Jardine Matheson terus beroperasi di China relatif tidak terhalang oleh pemerintah Nasionalis, yang semakin korup. Perusahaan terus memperluas kepentingannya di China dan, dengan kepentingan asing lainnya seperti Swire dan Mitsui, menjadi salah satu perusahaan terbesar di negara itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: