Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cek Sekarang! Warna Urine Bisa Mengindikasikan Masalah Kesehatan, Warna Hijau...

Cek Sekarang! Warna Urine Bisa Mengindikasikan Masalah Kesehatan, Warna Hijau... Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi -

Urine biasanya memiliki warna kekuningan dengan tingkat kejernihan yang beragam. Akan tetapi dalam beberapa kasus, urine juga bisa memiliki warna merah, oranye, hingga biru, atau hijau.

Warna-warna urine ini bisa menyimpan makna tersirat mengenai kondisi kesehatan seseorang. Berikut ini adalah tujuh warna urin beserta makna kesehatannya, seperti dilansir di Mirror, beberapa waktu lalu: 

1. Jernih

Warna urine yang sesekali terlihat jernih umumnya bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Warna urine yang jernih biasanya menandakan bahwa seseorang sedikit terlalu banyak meminum air putih. Akan tetapi urine yang selalu berwarna jernih bisa mengindikasikan bahwa seseorang perlu mengurangi asupan air putihnya.

Baca Juga: Bukan Hanya untuk Memandikan Jenazah, Daun Bidara Juga Bemanfaat untuk Masalah Diabetes! Kok Bisa?

Terkadang, warna jernih pada urin dapat mengindikasikan masalah hati seperti hepatitis akibat virus atau sirosis. Periksakan diri ke dokter bila warna urin jernih walaupun tidak disertai asupan air putih yang banyak.

2. Kekuningan dan amber

Warna kekuningan dan amber atau kuning kecokelatan merupakan warna urine yang paling umum ditemukan. Biasanya warna ini merupakan pertanda yang baik. Semakin banyak air yang diminum semakin terang warna kekuningan pada urine.

3. Merah dan merah muda

Warna urine bisa tampak merah atau merah muda setelah mengonsumsi buah yang memiliki pigmen merah muda atau magenta. Beberapa contohnya adalah buah bit dan bluberi.

Bila urine berwarna merah atau merah muda tanpa ada riwayat mengonsumsi buah-buahan tersebut, kemungkinan besar ada darah yang terbuang bersama urine. Kondisi ini bisa dipicu oleh beberapa masalah kesehatan, seperti batu ginjal, tumor di kandung kemih atau ginjal, dan pembesaran prostat.

Baca Juga: Penderita Diabetes Makan Bubur? Duh… Jangan Deh! Makan Bubur Bisa Mengakibatkan…

4. Oranye

Warna urin oranye kemungkinan mengindikasikan bahwa seseorang mengalami dehidrasi. Coba perbanyak minum air putih dan lihat apakah warna urine berubah.

Bila tidak berubah, warna oranye ini mungkin disebabkan karena empedu yang merembes ke dalam aliran darah. Kondisi urine yang tampak oranye juga bisa menjadi pertanda bahwa seseorang mungkin mengalami penyakit kuning.

5. Biru atau hijau

Warna urine yang terlihat biru atau hijau harus diwaspadai. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri pseudomonas aeruginosa. Infeksi ini dapat membuat urin menjadi biru, hijau, atau bahkan ungu nila. Secara umum, warna urin yang biru sangat jarang berkaitan dengan asupan makan atau minum.

6. Cokelat tua

Warna cokelat tua pada urine juga perlu diwaspadai. Ketika kondisi ini terjadi, coba perbanyak minum terlebih dahulu. Bila tak ada perubahan warna urine, segera hubungi dokter.

Alasannya, warna cokelat tua ini bisa jadi disebabkan oleh kondisi bernama porfiria. Kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan bahan kimia alami di dalam aliran darah sehingga membuat urine tampak cokelat tua.

Baca Juga: Catat! Ini Panduan Makan yang Bisa Membuat Jantung Lebih Sehat

Warna cokelat tua pada urine pun dapat menjadi indikator penyakit hati. Pada kasus penyakit hati, warna cokelat tua berasal dari empedu yang masuk ke urine.

7. Keruh

Warna urine yang keruh dapat menandakan bahwa seseorang mengalami infeksi saluran kemih. Sering kali, warna urine yang keruh dalam kasus infeksi saluran kemih disertai dengan rasa sakit.

Terkadang, warna urine yang keruh bisa menjadi gejala dari penyakit ginjal dan penyakit kronis lain. Beberapa di antaranya adalah penyakit divertikulitis dan penyakit Crohn. 

Baca Juga: Duh Aduh... Makin Ngeri Aja, Studi Menunjukkan Penurunan Drastis Efektivitas Vaksin

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: