Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Phoenix Group, Salah Satu Penyedia Asuransi Terbesar di Inggris

Kisah Perusahaan Raksasa: Phoenix Group, Salah Satu Penyedia Asuransi Terbesar di Inggris Kredit Foto: IStock
Warta Ekonomi, Jakarta -

Phoenix Group Holdings adalah salah satu penyedia layanan asuransi terbesar di Inggris. Fortune mencantumkan namanya dalam daftar perusahaan raksasa Global 500 tahun 2020 dengan total revenue 37,21 miliar dolar AS. 

Pada tahun itu, kondisi finansial Phoenix dianggap melemah. Itu karena terjadi penurunan sekitar 78,5 persen pada labanya yakni 108,5 yang tercatat pada 2020. Sementara itu, total asetnya mencapai 321,42 miliar dolar.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Meski Namanya Tak Sementereng Merek Lain, Pabrikan Tata Motors Terus Eksis

Selanjutnya, Phoenix sebagai perusahaan multinasional juga telah terdaftar di London Stock Exchange. Dia juga merupakan konstituen dari FTSE 100 Index.

Sebagai salah satu yang terbesar di dunia, Phoenix ternyata perusahaan yang cukup tua. Ia berdiri pada 1857 sebagai The Pearl Loan Company dan beroperasi dari Royal Oak Public House. 

Pada gilirannya, perusahaan tersebut berganti nama menjadi The Pearl Assurance Company pada 1914, ketika pindah ke-252 High Holbon. Pada 1989, perusahaan memindahkan kantor pusatnya ke Peterborough. 

Pada masa berikutnya, The Pearl terus melaju sebagai perusahaan asuransi besar. Pada tahun 1990, diakuisisi oleh grup asuransi Australia, AMP, dan pada tahun 2003, Pearl, NPI dan London Life dipisahkan dari AMP untuk menjadi bagian dari Henderson Group.

Pada tahun 2005, Pearl Group dibeli dari Henderson Group oleh Sun Capital Partners (sebuah bisnis di mana Hugh Osmond adalah mitra utama) dan TDR Capital. Ia memperoleh Resolution Life pada tahun 2008 (termasuk operasi Phoenix Assurance-nya).

Bisnis tersebut diakuisisi oleh Liberty Acquisition Holdings (Internasional) Company (sebuah kendaraan yang dikendalikan oleh miliarder Nicolas Berggruen) pada 2009. Ia kemudian berganti nama menjadi Pearl Group.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: