Kompensasi yang diharapkan serupa dengan ritel modern yang telah terlebih dahulu menyalurkan minyak goreng satu harga tersebut.
"Karena kan ada selisih dan selisih inilah yang harus ditutup, kalau pasar tradisional masih dianggap sebagai anak kandung seharusnya pemerintah juga memberikan kompensasi serupa jangan seperti dianaktirikan dan anak emasnya ritel," ujarnya.
Meski begitu, Reynaldi mengatakan kompensasi yang dimaksud masih perlu dikoordinasikan dengan pemerintah.
"Kompensasi dengan nilai yang setara atau dengan modal yang telah dikeluarkan artinya pemerintah bisa memberikan seperti yang diberikan kepada ritel modern. Jadi secara teknis kita lagi susun ini semua. Dan kita sedang menyusun antara pemerintah dan kami dari hulu sampai hilir ini ada transparansi, jadi kita langsung sampaikan saja stok yang ada di pedagang," ungkapnya.
Hal tersebut dirasa perlu dilaksanakan guna menekan kerugian yang akan dihadapi oleh pedagangan pasar. Sebelumnya diberikatakan, Yudi (53), salah satu pedagang di Pasar Bintaro, menurutnya, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah terlalu cepat untuk dilaksanakan oleh pedagang pasar.
"Jujur kaget dengan kabar kebijakan pemerintah yang secepat ini. Pemerintah memang memberi waktu buat menyesuaikan harga, tapi enggak secepat ini juga," ujar Yudi kepada Warta Ekonomi, Selasa (25/1/2022).
Respons tersebut terjadi lantaran stok minyak goreng sebelum diberlakukannya kebijakan ini masih tersedia. Kala itu, Yudi menerapkan harga Rp21.000 untuk per liter minyak goreng.
"Satu liter Bimoli Rp21.000, memangnya mau diganti modal kami kalau stok dari barang yang sebelumnya mahal belum habis dan tiba-tiba main diturunkan gitu saja?" ujarnya.
Yudi melanjutkan, harga tersebut menurutnya merupakan harga terendah yang mampu dipasarkan. Dia menjelaskan, hal itu perlu dilakukan karena sulitnya mendapatkan pasokan minyak goreng.
"Sebagai pedagang di pasar tradisional yang sebelumnya harga minyak lagi tinggi, kami ambil untung tidak banyak karena kondisi yang serba sulit untuk mendapatkan minyak juga," ungkapnya."Sekarang harga mau langsung diturunkan, sedangkan stok minyak sebelumnya pas harga tinggi kami masih ada. Kalau diturunkan mengikuti aturan pemerintah, yang ada kami rugi. Bagaimana kebijakan pemerintah soal pedagang kecil seperti kami ini?" imbuhnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Siti (45). Menurutnya, kebijakan tersebut membuat dirinya bingung dalam menetapkan harga yang ditetapkan pemerintah.
"Kami bingung juga kalau harus ngasih harga sesuai patokan. Dari minggu kemarin kan pelanggan banyak yang beli di Indomaret. Otomatis stok lama kita makin lama berkurang," ujarnya.
Stok Langka
Berdasarkan pantauan Warta Ekonomi di dua pasar tradisional di bilangan Jakarta Selatan beberapa pedagang masih belum mendapatkan pasokan minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu per liter.
Salah satu pedagang di pasar Bintaro, Jaya (35) mengatakan belum ada pasokan minyak goreng sejak satu minggu yang lalu.
"Udah seminggu masih pakai stok lama, harganya ya masih tinggi," ujar Jay saat dikonfimasi Warta Ekonomi, Kamis (27/1/2022).
Jay mengungkapkan dirinya belum menerima pasokan minyak goreng yang ditetapkan oleh pemerintah dengan harga Rp14.000 per liter.
Meskipun menjual dengan harga yang masih tinggi, Jay mengatakan bahwa masih ada saja pelanggan yang datang membeli minyak goreng.
"Kebanyakan yang beli itu pedagang makanan, katanya susah nyari minyak goreng subsidi yang ada di indomaret," ujarnya.
Sementara itu Yanti (43), salah satu pedagang sembako di pasar Kebayoran Lama mengatakan banyak orang yang datang untuk menanyakan harga minyak goreng.
"Banyak yang datang ke sini tanya harga, ya masih sama saja kalau mau murah ya nunggu di Alfamart saja," ujarnya.
Yanti mengatakan dirinya masih menjual stok minyak lama dengan kisaran harga Rp 19.000-Rp 21.500 per liter.
"Ya gimana mau jual dengan harga murah, enggak balik modal kalau jual segitu (Rp 14.000/liter) mah," ungkapnya.
Hal serupa juga terjadi di ritel modern, di mana terhitung dua hari setelah peluncuran beberapa gerai ritel modern, baik itu Alfamart dan Indomaret, minyak goreng terpantau kosong.
Berdasarkan pantauan Warta Ekonomi, stok minyak goreng kosong di salah satu ritel Alfamart dan Indomaret di kawasan Jakarta Selatan pada Jumat (21/1/2022) pukul 14.00 WIB."Kalau mau nyari minyak goreng, coba cari di aplikasi Alfagift atau Indomaretklik," ujar salah satu petugas Alfamart, Jumat (21/1/2022).
Meski begitu, ketika dilihat kembali di kedua aplikasi ritel modern tersebut juga tidak dapat membeli minyak goreng karena stok yang tidak tersedia.
Merespons hal tersebut, Marketing Director PT Indomarco Prismatama, Darmawie Alie mengatakan itu terjadi sejak berlakunya kebijakan pemerintah pada tanggal 19 Januari 2022.
"Sejak belaku 19 Januari 2022 banyak yang kosong," ujar Alie saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Jumat (21/1/2022).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti