Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories x Wayan Yoga Arsana: Belum Terlambat, Ini Cara Menyusun Strategi Investasi di Tahun 2022

KOL Stories x Wayan Yoga Arsana: Belum Terlambat, Ini Cara Menyusun Strategi Investasi di Tahun 2022 Kredit Foto: Instagram/I Wayan Yoga Arsana
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemulihan ekonomi yang terjadi pada tahun 2021 seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang divaksin dan disiplin protokol kesehatan yang ketat, tahun 2022 diharapkan membawa angin segar dan potensi positif di pasar investasi. 

Pada 2021, volatilitas di pasar investasi kerap terjadi akibat adanya perubahan pandangan bank sentral AS, Federal Reserve yang mulai bergerak untuk melakukan pengetatan kebijakan moneter dengan memulai untuk mengurangi pembelian obligasi atau yang dikenal sebagai tapering-off. 

Namun kekhawatiran adanya tantrum akibat tapering The Fed, seperti yang pernah terjadi pada tahun 2013, nampaknya tidak terjadi pada kali ini. Walaupun secara fundamental, Indonesia dianggap sudah jauh lebih siap untuk menghadapi tapering kali ini dibanding tahun 2013 lalu. 

Baca Juga: KOL Stories x David Noahl: Mau Investasi Apapun dan Berapapun, Kuncinyanya The Man Behind The Gun!

Dunia bisnis diyakini bakal melanjutkan pemulihan dan pertumbuhannya pada tahun 2022, yang membuat proyeksi kinerja pasar saham akan lebih baik dibanding tahun 2022.

Di awal tahun 2022, kita pun perlu kembali menyusun strategi investasi khususnya di pasar saham. Lalu, bagaimana menyusun strartegi yang tepat?

Warta Ekonomi melalui KOL Stories akan membahasnya bersama dengan Full Time Trader sekaligus Founder @BengkelSaham I Wayan Yoga Arsana.

1. Memasuki tahun 2022 yang dimulai dengan mulai merebaknya Covid-19 varian omicron di Indonesia, bagaimana Anda melihat pasar saham di tahun ini? Apakah memang benar tahun ini akan lebih baik dari 2021? Karena, masih banyak faktor eksternal seperti tapering The Fed yang diperkirakan akan menghantam perekonomian?

Market kita kedepannya masih akan ada sentimen dari varian Covid-19, Omicron, Delta, dll. Terlebih dengan kasus yang mulai naik. Sehingga, jika ingin all-in berinvestasi di suatu saham apapun, tampaknya masih belum bijak. Lebih baik kembali diatur, seperti mematok berapa persen dari total aset yang kita miliki. Kalau santai, lebih baik didiamkan saja dahulu.

Belum lagi kebijakan The Fed yang tapering setelah sebelumnya memberikan banyak stimulus, kini mulai dikurangi. Ini akan berpengaruh pada suku bunga kita sehingga memunculkan reaksi dari asing yang kemungkinan akan pergi.

Sentimen-sentimen ini akan menyebabkan potensi side west atau terburuknya, akan ada koreksi. Namun faktanya, asing malah memborong investasi di Tanah Air, terutama saham-saham batu bara.

2. Apa saja tantangangan dan peluang yang bakal terjadi di pasar modal?

Tantangannya mungkin kita tidak akan pernah tahu karena analis-analis sendiri telah memprediksi setiap beberapa tahun sekali akan ada crash di pasar modal. Sehingga, satu-satunya angin segar bagi kita adalah komunitas, salah satunya batu bara. Untuk emiten sendiri harganya pun sudah termasuk tinggi.

Tetapi untuk kedepannya akan ada rumor IPO Unicorn yang akan manggung di bursa sehingga bisa menjadi angin segar di bursa dalam negeri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: