Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tren Positif dari Sektor Manufaktur Indonesia, Ini Kata Kemenkeu

Tren Positif dari Sektor Manufaktur Indonesia, Ini Kata Kemenkeu Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan

Hal ini merupakan peningkatan selama tujuh bulan berturut-turut karena permintaan yang lebih tinggi. Meningkatnya aktivitas produksi sektor manufaktur berimbas pada penyerapan tenaga kerja. 

Tingkat penyerapan tenaga kerja melanjutkan peningkatan selama tiga bulan berturut-turut, yaitu berada di level 50,8. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan produksi yang lebih tinggi.

Baca Juga: Kemenkeu Sudah Mempertimbangkan dengan Matang, Soal Naiknya Tarif PPN Menjadi 11%

Sementara itu, seiring dengan pemulihan yang semakin kuat, inflasi pada Maret 2022 meningkat ke 2,64% (yoy) (Februari 2022: 2,06%) dengan peningkatan di seluruh komponen. 

Kenaikan inflasi ini terjadi di hampir seluruh kelompok barang dan jasa yang disebabkan oleh kenaikan harga global di tengah meningkatnya permintaan dan diperkirakan masih akan berlanjut selama puasa dan lebaran. Kenaikan inflasi ini menunjukkan meningkatnya permintaan domestik seiring dengan pemulihan daya beli masyarakat. 

Dengan mempertimbangkan kebijakan penyesuaian harga Pertamax, kenaikan tarif PPN yang sejalan dengan implementasi UU HPP, serta masih tingginya harga komoditas energi dan pangan global, laju inflasi domestik di 2022 diperkirakan masih meningkat dibandingkan tahun 2021. 

Namun masih akan berada pada rentang sasaran inflasi 2,0% - 4,0%. Dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang mampu menjaga laju inflasi pada level yang relatif rendah. 

Baca Juga: Bidik Penyaluran KUR Rp1 Triliun, Bank DKI Kolaborasi dengan Kemenkeu

“Berbagai kebijakan ditempuh untuk menjaga stabilitas harga dengan tetap fokus pada pemulihan ekonomi nasional. Mitigasi risiko juga akan dilakukan untuk mengatasi dampak tekanan kenaikan harga global terutama untuk menjaga daya beli masyarakat, khususnya kelompok miskin dan rentan. Sinergi komunikasi antar stakeholders terkait baik di pusat dan daerah juga terus diperkuat untuk menjaga ekspektasi inflasi masyarakat”, tutup Febrio.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: