Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KTT G20 jadi Momentum Pengembangan Mobil Listrik

KTT G20 jadi Momentum Pengembangan Mobil Listrik Kredit Foto: Fajar Sulaiman

Kehadiran kendaraan listrik ini sejalan dengan isu transisi energi dalam Presidensi G20. Penyelenggaraan dan kelengkapan pendukung acara sejalan dengan semangat yang tertuang dalam agenda prioritas forum tersebut.

Indonesia berkomitmen terus mengembangkan transisi energi dengan implementasi nyata pengembangan kendaraan listrik di masa depan.

Salah satunya dengan menghadirkan bus listrik Merah Putih yang akan digunakan selama kegiatan Presidensi G20. Saat ini proses pembuatannya ditargetkan rampung pada Oktober 2022.

Bus Listrik Merah Putih juga menjadi lanjutan dari bus listrik buatan PT INKA (Persero) bernama E-Inobus.

Pengembangan bus ini melibatkan sejumlah perguruan tinggi di antaranya ITS, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), dan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. 

Lima pabrikan Jepang, Toyota, Mitsubishi, Nissan, Isuzu, dan Fuso berkolaborasi dalam 'EV Smart Mobility' yaitu pengembangan ekosistem mobilitas elektrifikasi di Bali.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan Indonesia diyakini bisa menjadi pemain utama pada industri kendaraan listrik global. Hal itu dikarenakan berlimpahnya nikel, komponen utama baterai kendaraan listrik, di Tanah Air.

"Selain itu tentunya dukungan dari dunia internasional, karena mereka berkomitmen memberikan bantuan kepada Indonesia agar proses transisi ini bisa berjalan secepatnya," ujarnya, beberapa waktu lalu. 

Ia pun tidak memungkiri jika transisi menuju pemanfaatan EBT masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Namun, melalui forum Presidensi G20 2022, Indonesia bisa mendorong komitmen mempercepat transisi energi melalui kebijakan yang bersifat progresif.

"Kita mempunyai sumber energi yang cukup besar, terutama energi EBT, dan ini bisa kita optimalisasi,” katanya. 

Mamit menjelaskan, saat ini Indonesia bahkan masih mengandalkan PLTU sekitar 65% sampai 70% sebagai sumber energinya. “Nah bagaimana bisa memikirkan secara dini paling tidak mengurangi ketergantungan, dibutuhkan biaya yang cukup besar,” ucapnya.

Oleh karenanya, Presidensi G20 Indonesia 2022 dikatakan Mamit bisa menjadi momentum untuk mendapatkan dukungan pendanaan memperlancar rencana pemanfaatan EBT.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: