Kisah Perusahaan Raksasa: Chubu Electric Si Nomor 3 dari 10 Penyedia Tenaga Listrik Jepang
Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan mengadopsi pendekatan ganda dengan melakukan kampanye publisitas untuk penghematan energi dan dengan membangun pembangkit listrik baru, baik hidroelektrik maupun berbahan bakar batubara.
Konstruksi pembangkit listrik tenaga air Hiraoka pada tahun 1952 diikuti oleh pembangunan pembangkit listrik tenaga air Oigawa dan pabrik berbahan bakar batubara Mie dan Shin-Nagoya.
Pada paruh kedua tahun 1950-an, penawaran dan permintaan akhirnya seimbang. Perluasan daya pembangkit Chubu Electric ini membutuhkan pengeluaran 210 miliar yen selama sepuluh tahun, yang terutama ditanggung dengan pembiayaan dari Bank Pembangunan Jepang dan dengan modal asing.
Chubu Electric juga terus melakukan diversifikasi sumber daya, meningkatkan efisiensi energi secara keseluruhan, dan mengembangkan teknik penghapusan karbon dioksida. Karena kenaikan harga minyak mentah dan depresiasi yen pada awal 1990-an, biaya pembangkit listrik meningkat.
Untuk mempertahankan tingkat tarif saat ini yang dibebankan kepada konsumen, perusahaan mulai menerapkan langkah-langkah pengurangan biaya radikal dengan meningkatkan operasi.
Selama periode waktu ini, Chubu menetapkan beberapa tujuan strategis. Antara tahun 1991 dan 2000, Chubu Electric berencana mencapai kapasitas 10,86 juta kW. Dari jumlah ini, 10,3 juta kW berasal dari sumber yang dikembangkan oleh Chubu Electric-12,24 juta kW dari tenaga nuklir, 6,1 juta kW dari batubara, 700.000 kW dari LNG, dan 1,26 juta kW dari sumber hidroelektrik. Namun, angka -angka ini berubah selama bertahun -tahun, karena permintaan meningkat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: