Kerusuhan-kerusuhan Berbau Agama Paling Mematikan di India, Nomor 4 Bikin Bergidik
India kembali jadi sorotan setelah dua politisinya dikatakan menghina Nabi Muhammad. Makin menyedot perhatian, dua pejabat yang terlibat berasal dari partai berkuasa, yang parlemennya dikepalai PM Narendra Modi, Partai Bharatiya Janata (BJP).
Sebelum itu, India sudah jadi pusat kontroversi di mana beberapa negara bagian melarang para siswi muslim memakai kerudung. Tak lama setelahnya, isu berbau agama kembali pecah di mana jaringan seniman sayap kanan Hindu menyandungkan lagu berisi kampanye kebencian kepada muslim yang jadi minoritas.
Baca Juga: Kadernya Hina Nabi, Pemimpin Pemuda Partai Berkuasa di India Bernasib Apes!
Komentar politisi dari partai nasional Hindu itu pun makin menjadi bukti meningkatnya Islamofobia di India. Kritikus menganggap pernyataan kontroversial keduanya mencerminkan polarisasi agama yang makin mendalam di negara itu.
Masalah terbaru ini juga secara tak langsung mengingatkan publik dengan berbagai kasus kekerasan agama di India, yang umumnya melibatkan Hindu dan Muslim. Banyak sejarawan berpendapat bahwa kekerasan agama di India merdeka adalah warisan dari kebijakan memecah belah dari otoritas kolonial Inggris.
Lalu apa saja kasus paling mematikan yang terjadi?
Dilansir dari berbagai sumber, AKURAT.CO pada Rabu (8/6/2022) menghimpun 5 kekerasan berbau agama paling mematikan di India.
1. Kerusuhan Gujarat 1969
Salah satu kekerasan komunal mematikan antara Hindu-Muslim meletus pada tahun 1969, di mana warga yang meregang nyawa mencapai 600 orang lebih. Konflik berdarah itu terjadi selama September–Oktober tahun itu, di negara bagian Gujarat.
Peristiwa itu merupakan kerusuhan besar pertama di Gujarat yang melibatkan pembantaian, pembakaran, dan penjarahan dalam skala besar. Itu juga menjadi kekerasan Hindu-Muslim paling mematikan sejak pemisahan India pada 1947, dan tetap demikian hingga kekerasan Bhagalpur 1989.
Menurut angka resmi dari pemerintahan, 660 orang tewas, 1.074 orang terluka, dan lebih dari 48 ribu kehilangan harta benda mereka. Laporan tidak resmi, sementara itu, mengklaim hingga 2ribu kematian.
Dilaporkan komunitas Muslim menderita sebagian besar kerugian dari bentrokan tersebut. Dari 512 kematian yang dilaporkan dalam pengaduan polisi, 430 adalah Muslim. Properti senilai 42 juta rupee (Rp7,8 miliar) hancur selama kerusuhan, dengan Muslim kehilangan properti senilai 32 juta rupee.
Ciri khas dari kekerasan tersebut adalah serangan terhadap rumah petak Muslim oleh tetangga mereka yang beragama Hindu Dalit yang telah memelihara hubungan damai dengan mereka sampai saat ini.
Berbagai penulis telah menelusuri penyebab kerusuhan dengan campuran faktor sosial ekonomi dan politik. Kekerasan dimulai pada tanggal 18 September 1969 setelah Muslim menyerang beberapa sadu atau pertapa Hindu dan sebuah kuil.
Dikatakan serangan terjadi gara-gara kawanan sapi yang digembalakan oleh para sadu menyebabkan cedera pada warga muslim. Orang-orang Hindu kemudian menyerang Dargah Muslim, dan pengunjuk rasa Muslim kembali menyerang kuil. Ini lantas menyebabkan pecahnya kekerasan massal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: