Berdasarkan data yang diperoleh, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berhasil menyalurkan 1,325 juta akseptor kepada masyarakat yang mengikuti Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor (PSA). Angka tersebut dinilai telah melampaui jumlah yang telah ditargetkan yaitu sebanyak 1,146 juta.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina mengatakan bahwa pelayanan KB tahun 2022 telah berlangsung sejak Sabtu (18/6/2022) lalu.
Baca Juga: BKKBN Gelar Gebyar Apresiasi, Hasto Wardoyo: Semua Tugas Lini Penggerak Sangat Mulia
"Karena memang secara statistik, secara penelitian itu sudah banyak memaparkan bahwa interval persalinan itu berpengaruh terhadap kematian ibu dan bayi, juga stunting," jelas Eni dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/6/2022).
Dia menjelaskan, Jawa Barat merupakan provinsi terbanyak yang mengikuti program tersebut dengan jumlah total 259.978 akseptor. Sementara itu, provinsi Papua Barat menjadi yang terendah dengan jumlah 3.433 akseptor.
Baca Juga: BKKBN Sebut Stunting Dapat Berdampak pada Perekonomian Nasional, Simak Penjelasannya!
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang membuat pelayanan KB melampaui target, yakni karena BKKBN telah melakukan fasilitas kesehatan, termasuk jejaring di rumah sakit. Jadi, katanya, ketika permintaan meningkat, pihaknya tidak kekurangan alat dan pelayanan.
Selain itu, perhatian dari Kepala BKKBN Hasto Wardoyo juga ikut membantu serta memantau capaian Pelayanan KB di 34 provinsi dalam kegiatan tersebut. Ada pula bantuan yang diberikan oleh Ikatan Bidan Indonesia dan TNI-POLRI yang turut serta membantu program tersebut berjalan.
"Selain di faskes, kita juga punya mobil pelayanan. Nah dalam rangka Pelayanan Sejuta Akseptor ini kabupaten/kota itu meletakkan mobil di pasar-pasar. Selain itu, ada peraturan Pak Kepala No. 18 Tahun 2020 berkaitan pelayanan KB, bahwa PLKB kita boleh lho memberikan pil dan kondom," jelasnya.
Baca Juga: Animo Akseptor KB Tinggi, BKKBN Optimistis Target Percepatan Penurunan Stunting Tercapai
Dengan demikian, kata Eni, pelayanan bergerak secara masif menggunakan transportasi ke berbagai daerah. Dia juga mengatakan bahwa program tersebut memiliki target utama, yakni perempuan paska persalinan.
Menurutnya, KB paska persalinan penting mengingat banyaknya manfaat yang bisa didapatkan. Pertama menjaga kesehatan reproduksi, kedua memberikan pengasuhan terbaik pada anak paska kelahiran.
Baca Juga: Prevalensi Stunting di Magetan Menurun, Kepala BKKBN: Ini Luar Biasa!
Lebih lanjut, Eni mengatakan bahwa pihaknya akan menargetkan untuk memberikan alat kontrasepsi dengan jumlah 62,55 persen dari Pasangan Usia Subur.
"Harapan kami pelayanan terus dilanjutkan karena kita akan meneruskan bekerja sama dengan TNI, dan bulan September ada Hari Kontrasepsi Dunia," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas