90% Negara G20 Berikan Pembiayaan ke Perusahaan yang Berdampak Negatif pada Lingkungan
Laporan Forests and Finance 2022 menemukan negara-negara G20 masih memberikan pembiayaan kepada perusahaan yang memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini terbilang ironi mengingat G20 kerap menyinggung soal keberlanjutan.
Direktur Eksekutif TuK Indonesia Edi Sutrisno mengungkapkan 90% kreditor yang menyalurkan utang dan penjaminan kepada perusahaan dengan komoditas yang merugikan lingkungan berasal dari negara-negara G20. Adapun lima posisi teratas adalah Brazil, Uni Eropa, Indonesia, Cina, dan Amerika.
"G20 berbicara bagaimana memitigasi iklim dan pembangunan hijau, tapi 90% kreditor berasal dari negara-negara G20. Di saat kita sibuk membicarakan keberlanjutan, tapi ternyata pembiayaannya mengarah ke perusahaan-perusahaan yang berdampak pada lingkungan dan deforestasi," kata Edi saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/10/2022).
Baca Juga: Dorong Inklusi Keuangan, Bank Maju Gandeng Netzme Hadirkan Layanan Digital QRIS
Secara nilai, Edi mengungkapkan dana sebesar US$267 miliar telah disalurkan kepada perusahaan dengan komoditas yang merugikan lingkungan. Komoditas terbesar yang mendapatkan utang dan penjaminan tersebut di antaranya kertas dan bubur kertas, daging sapi, kedelai, dan minyak kelapa sawit.
Asia Tenggara juga menjadi salah satu kontributor terbesar di kalangan kreditor, dengan kontribusi sebesar 34%. Komoditas terbesar yang mendapat utang dan pembiayaan di Asia Tenggara adalah minyak kelapa sawit serta kertas dan bubur kertas.
Indonesia sendiri berada di urutan kedua pada deretan kreditor terbesar setelah Brazil. Selama periode 2016 hingga September 2022, Indonesia telah menyalurkan US$27,7 miliar untuk pembiayaan tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: