Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga CPO Masih Bisa Mendaki Dengan Catatan...

Harga CPO Masih Bisa Mendaki Dengan Catatan... Kredit Foto: Siaran Pers/NSS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Analis memperkirakan harga minyak sawit mentah (CPO), yang telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, akan bertahan pada level saat ini

Data Bloomberg menunjukkan bahwa harga CPO, yang mencapai level tertinggi RM6.270 per ton pada bulan April dan bertahan pada level RM6.000 per ton pada semester pertama tahun ini sebelum jatuh ke level terendah tahun ini sebesar RM3.269 satu ton pada 29 September, naik 35,61% menjadi RM4.433 per ton Senin lalu.

“Pada level saat ini, harga CPO lebih baik dari level terendah tahun ini. Namun harga tersebut tidak cukup kuat di semester pertama ketika nilai saham perkebunan menguat dengan harga CPO yang naik,” kepala riset CGS-CIMB Securities Malaysia Ivy Ng Lee Fang memberi tahu The Edge.

Analis mengamati bahwa sejumlah faktor menyebabkan harga CPO yang lebih tinggi dalam sebulan terakhir seperti diskon besar minyak sawit untuk minyak nabati pesaing seperti minyak kedelai, serta kekhawatiran tentang ketersediaan pasokan CPO.

“Banjir di Kalimantan membuat para pengamat khawatir pasokan yang masuk ke pasar akan terpengaruh. Selain itu, sebelumnya ada kekhawatiran akan persediaan yang tinggi di Indonesia, namun kekhawatiran tersebut tampaknya berkurang karena kebijakan ekspor negara tersebut telah dilonggarkan," kata Ivy.

Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, mulai membebaskan pungutan yang dikenakan pada ekspor produk minyak sawit mulai pertengahan Juli. Langkah ini untuk membantu mengurangi kelebihan stok yang terakumulasi setelah larangan ekspor selama tiga minggu pada akhir April, yang dirancang untuk menstabilkan harga minyak goreng lokal.

Baca Juga: Nilai Ekspor Sawit September Turun 31%

Ivy mencatat bahwa ekspor CPO Indonesia sekarang tetap lebih kompetitif daripada Malaysia, menyusul pembebasan pungutan kelapa sawit yang diperpanjang selama harga referensi CPO tetap di bawah US$800 (RM3.795,20) per ton.

“Kami yakin kebijakan baru ini akan memacu produsen Indonesia untuk menggenjot ekspor minyak sawit guna memanfaatkan pembebasan retribusi. Stok minyak sawit Indonesia pada akhir Agustus turun menjadi 4,1 juta ton dari 5,9 juta ton pada akhir Juli, dan mendatar dibandingkan 4,13 juta ton pada akhir Desember 2021,"pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: