"Menyadari hal ini P2MI turut meningkatkan usaha UMKM dengan memberikan atau berbagi kiat-kiat dalam membangun usaha sekaligus memberikan materi yang berhubungan dengan pemakaian MSG, seperti demo cooking, berbagi resep dengan takaran MSG yang benar," imbuhnya.
Ditegaskan Satria, P2MI hadir menjadi asosiasi yang memberikan informasi yang benar dan faktual tentang MSG dan turunannya kepada masyarakat dan instansi terkait. Hal ini turut memajukan Industri MSG dan GA di Indonesia, agar dapat berdaya saing tinggi.
"Pesan kami gunakan MSG secukupnya. Sesuai dengan kebutuhan, jangan khawatir dengan pemakaiannya di kuliner-kuliner yang bertebaran dan terus berinovasi saat ini. MSG tidak berbahaya aman namun yang terpenting adalah cara dan takaran pemakaian".
Satria juga menerangkan bagaimana cara pengemasan produk penyedap rasa yang benar, yakni tidak boleh dikemas dengan cara dilipat bagian yang terbuka dan dibungkus dengan mengikat menggunakan karet.
Satria menyarankan penggunaan produknya ketika sudah dibuka harus segera dipindahkan ke kotak penyimpanan bumbu. Hal ini dikarenakan sebagai produk asam amino atau glutamat memiliki sifat hidroskopis yang mudah menyerap udara sehingga terkontaminasi dengan berbagai kuman-kuman.
"Diikat dengan karet gelang bisa terkena udara dan terkontaminasi kuman disana kemudian dimasak sehingga menimbulkan masalah, dan yang disalahkan pasti MSGnya, padahal salah pada cara penyimpanannya yang tidak benar. Sehingga edukasi ini sangat penting. Kami pastikan P2MI selalu akan memberikan yang terbaik, dan kami bertanggung jawab dunia akhirat," tegas Satria.
Dilanjutkan Satria, melalui informasi yang bagikan hari ini, P2MI ingin menepis berita negative mengenai MSG dan ingin menyampaikan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi dan digunakan oleh para penggiat UMKM kuliner.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: