
Instalasi 8 tunnel yang berukuran total 4 x 26 meter itu mampu menghasilkan 50 kg garam per tunnel. Ketua Kelompok Petani Garam Sarining Segara I Wayan Rena (67), mengatakan produksi garam melalui sistem tunnel lebih efisien dari segi tenaga dan waktu dibandingkan dengan produksi garam secara tradisional.
Per Agustus 2022, garam Kusamba dengan sistem tunnel telah dipanen sebanyak dua kali. Limbahnya sendiri terjual sampai 40 jerigen berisi masing-masing 35 liter dengan harga Rp90.000 per jeriken. Garamnya terjual sebanyak 130 kg. Sementara, garam kotor untuk pakan ternak terjual Rp1.500 per kg.
Permintaan garam Kusamba tidak hanya datang dari wilayah Bali. Wilayah lain seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung juga tercatat sebagai wilayah yang sering meminta pasokan garam khas pulau Dewata tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: