Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prof Rhenald Kasali: Kewirausahaan Bisa Dipelajari, Tetapi Apakah yang Belajar Akan Lulus?

Prof Rhenald Kasali: Kewirausahaan Bisa Dipelajari, Tetapi Apakah yang Belajar Akan Lulus? Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Profesor Rhenald Kasali berujar bahwa kewirausahaan bisa dipelajari, asal orang-orang mau belajar, tahan mental dan bertemu dengan jalurnya.

"Tapi belajar itu ada yang lulus dan tidak lulus, kan," pungkasnya seraya tertawa.

Sebagai seorang guru besar, Prof. Rhenald mengaku bahwa ia harus mengajarkan lebih dulu daripada yang lain.

"Ketika ada kegelapan, seorang guru memberikan penerangan, dan menyampaikan validasi," tuturnya.

Baca Juga: Merespons Tantangan Kewirausahaan, Menaker Sampaikan Tawaran Alternatif, Simak!

Pada tahun 1998, sepulangnya dari pendidikan di Amerika, Prof. Rhenald melihat banyak pengangguran di Indonesia. Oleh karena itu, ia menolak ketika diminta untuk menjadi narasumber acara marketing di televisi, dan lebih memilih membuat segmen sendiri soal kewirausahaan.

Awalnya, orang-orang ragu, karena saat itu mereka hanya tahu bahwa seorang pengusaha itu biasa orang China atau orang Arab. Jarang orang pribumi tulen yang menjadi pengusaha.

Akhirnya, acara itu pun berjalan dengan Prof. Rhenald tanpa dibayar. Ia bahkan memodalkan kamera. Untungnya, acara tersebut sukses dan membuatnya bersyukur hingga hari ini.

Namun, memasuki tahun 2000-an, Prof. Rhenal mengaku kesal melihat orang-orang yang dengan jumawanya menjadikan kesuksesan sebagai pengusaha itu diukur lewat harta dan materi. Dari situlah muncul money game, MLM yang berujung pada penipuan.

Padahal, hidup tak seindah itu. Jatuh bangun sebagai pengusaha akan selalu ada. Tetapi pertanyaannya adalah apakah mereka menyerah? Para pengusaha yang tangguh akan selalu membalikkan keadaan.

Sejak itulah Prof. Rhenald mulai mengenalkan Socialpreneur, yang akhirnya dikerjakan oleh Alfatih Timur di platform KitaBisa.com.

Prof. Rhenald juga pernah berdebat dengan Menteri Perhubungan soal kehadiran ojek online di mana mereka bisa membantu UMKM. Dulu, yang punya motor untuk delivery atau pesan antar hanya restoran besar seperti Pizza Hut dan Hoka-Hoka Bento (sekarang Hokben).

"Para pemuda yang memprakarsai ini perlu dilindungi. Ini adalah bisnis yang hebat. Jika tidak akan dibunuh oleh regulator," ujar Prof. Rhenald.

"Menariknya sekarang karena Gojek membuka peluang begitu banyak orang menciptakan bisnis kecil-kecilan, tapi apakah menurut Anda semua orang bisa menjadi pengusaha?" tanyanya.

Kewirausahaan memang bisa dipelajari, tetapi pada akhirnya, apakah yang belajar akan lulus?

"Apakah nyaman menjadi pengusaha di tahun 2020? Kecuali untuk Zoom, YouTube. Untuk hotel untuk yang lain tahun ini sangat menantang, apakah mereka berhenti?" ujar Prof. Rhenald.

Sebelumnya, Prof. Rhenald juga sempat menyayangkan buku 'Rich Dad Poor Dad' karya Robert Kiyosaki. Menurutnya, buku itu 'kejam' karena membandingkan ayah kandung yang miskin, dan ayah angkat yang kaya. Prof. Rhenald bahkan mengutuk Robert Kiyosaki akan merasakan ganjarannya. Dan ya, Robert Kiyosaki pun bangkrut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: