Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prediksi Soal AI dan Zero Trust dalam Pertumbuhan Bisnis di Tahun 2023, Simak!

Prediksi Soal AI dan Zero Trust dalam Pertumbuhan Bisnis di Tahun 2023, Simak! Kredit Foto: Entrepreneur.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Inovasi teknologi telah mendorong kemajuan manusia bergerak semakin cepat. Dalam kemajuan dan pertumbuhan ini, harapan baru terhadap teknologi pun terus bermunculan. Masyarakat mulai berharap pada teknologi untuk membantu dalam menghadapi berbagai tantangan modern yang muncul dan kebutuhan baru termasuk teknologi yang diharapkan dapat memenuhi sejumlah ekspektasi baru di era data.

"Selama bertahun-tahun, kita telah berbicara tentang potensi kecerdasan buatan (AI). Tahun 2023 menjadi tahun di mana akan terjadi percepatan penggunaan AI dan pembelajaran mesin (Machine Learning/ML)," tutur Jeff Clarke selaku Vice Chairman dan co-CCO Dell Technologies dalam sebuah tulisan blog pada Jumat (23/12/2022).

Baca Juga: Kunci Tingkatkan Digital Trust: UU PDP dan Kesadaran Masyarakat

Jeff menjelaskan bahwa pada tahun 2023 nanti, baik para pelaku inovasi teknologi maupun para pelanggan akan mulai melihat dampak nyata dari AI/ML. Dalam hal ini maka diperlukan lebih banyak infrastruktur yang dioptimalkan untuk berbagai beban kerja yang berat saat ini, di mana server dan storage canggih untuk mendukung AI telah melakukan semua pekerjaan itu untuk para pelanggan, namun pada tahun 2023 nanti, akan ada lebih banyak rangkaian chip akselerasi yang masuk ke pasar dan berkaitan dengan peningkatan kerja dan efisiensi.

"Perusahaan yang memanfaatkan gelombang kedua AI akan melihat keunggulan kompetitif yang berbeda karena AI mampu memahami, mempelajari, dan bernalar dengan baik, serta memberi developer dan data scientist lebih banyak kebebasan untuk membuat aplikasi dan hasil. Perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi, memangkas kebutuhan daya, dan mempercepat strategi multicloud dan edge. Saat industri semakin berkembang, AI juga akan lebih bisa demokratis karena open-source AI menjadi lebih lazim dan bisa diakses oleh komunitas yang lebih luas," terang Jeff.

Sementara itu pada arsitektur zero trust, Jeff mengungkapkan bahwa semakin banyak pelanggan yang tertarik pada hal ini untuk melindungi lingkungan TI dengan lebih baik sebagai bentuk transformasi strategi keamanan. Terkait ini, tiga prinsip utama dari Zero Trust sebenarnya tidak terlalu sulit, yaitu autentikasi universal berkelanjutan untuk semua hal, perilaku yang didorong oleh kebijakan otoritatif yang kuat, dan pengelolaan ancaman yang sangat terintegrasi.

"Transformasi digital ekonomi global telah meningkatkan potensi titik masuk serang siber secara signifikan. Tidak ada perimeter yang kuat membuat risiko yang lebih besar terhadap data dan jaringan pasokan perusahaan, serta berbagai hal terkait. Saat ini, serangan ransomware adalah ancaman #1 bagi sebagian perusahaan, yang terjadi setiap 11 detik dan menimbulkan kerugian US$13 juta per kejadian," ujar Jeff.

Ia menjelaskan bahwa tantangan sebenarnya dalam hal ini adalah kondisi industri dan teknologi saat ini yang membuat integrasi dan desain Zero Trust terlalu rumit bagi sebagian besar pelanggan. Menurutnya juga, Zero Trust akan menjadi dasar untuk level baru keamanan data dan kepercayaan di dunia multi-cloud yang sangat terdistribusi karena semuanya saling terhubung.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: