Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sempat Terguncang pada 2022, Berikut Tiga Strategi Pemulihan Pascakrisis Xendit Tahun 2023

Sempat Terguncang pada 2022, Berikut Tiga Strategi Pemulihan Pascakrisis Xendit Tahun 2023 Kredit Foto: Tri Nurdianti
Warta Ekonomi, Jakarta -

Prediksi lorong gelap perekonomian global yang akan terjadi pada tahun 2023 telah menjadi hal yang riuh diperbincangkan di masyarakat. Pada tahun 2022, industri telah mengalami berbagai gelombang keterkejutan dengan gejolak yang memaksa mereka untuk bertahan atau gugur. Isu-isu resesi termasuk juga pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi hal yang harus dihadapi.

Menghadapi dan mengantisipasi yang terburuk dari kejadian tersebut, perusahaan-perusahaan termasuk perusahaan rintisan (startup) telah melakukan penyesuaian diri sejak tahun 2022, termasuk Xendit, startup unicorn sektor payment gateway yang mengambil langkah beratnya untuk mengambil langkah PHK terhadap 5% dari jumlah seluruh karyawan yang berada di wilayah operasionalnya di Indonesia dan Filipina pada Oktober 2022.

Tessa Wijaya selaku Co-Founder & COO Xendit menyampaikan bahwa resesi telah menjadi topik perbincangan yang meluas dan banyak perusahaan, termasuk startup telah mengambil langkah antisipasi sejak tahun 2022 dengan melakukan PHK dengan melihat pada prediksi ekonomi tahun 2023 dan tahun selanjutkan mungkin tidak akan sepositif seperti tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Xendit Umumkan Rencana Ekspansi ke Malaysia

Namun begitu, dalam acara media briefing pada Kamis (12/1/2023), Tessa menjelaskan bahwa Xendit telah mengambil langkah pemulihan untuk tahun 2023 pascakrisis yang telah dialami pada tahun 2022 lalu.

"Kalau saya sendiri dan Xendit, kami tidak takut karena kami bermain di Asia Tenggara di mana prediksi ekonomi akan tetap tumbuh. Kalau tidak salah, prediksinya itu tahun ini tetap tumbuh kira-kira 5%. Indonesia sendiri saya lihat potensinya masih banyak sekali," tutur Tessa mengawali optimismenya terhadap langkah dan strategi pemulihan yang diterapkan Xendit pascakrisis yang dialami.

Tessa menjelaskan bahwa Xendit secara garis besar menerapkan tiga strategi utama dalam pemulihan bisnisnya saat ini. Pertama, Tessa mengatakan bahwa sebagai perusahaan, Xendit akan tetap memfokuskan pengembangan produk baru baik di Indonesia maupun di tempat lainnya. Hal ini karena Xendit melihat Indonesia dan negara di Asia Tenggara merupakan tempat yang aman baik dalam potensi dan pertumbuhan ekonominya.

"Kedua, kami akan berfokus ke pengembangan produk-produk lainnya di luar produk pembayaran juga. Jadi value added services juga agar para merchant dapat bertansaksi di platform kami dan juga membawa volume lainnya," terang Tessa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: